Warga Damaskus memprotes serangan rudal AS.

Koran Sulindo – Serangan ratusan rudal AS, Inggris dan Prancis sama sekali tak mengakibatkan kerusakan apapun pada aset-aset militer Suriah.

Seorang perwira Angkatan Udara Suriah kepada situs berita independen Southfront.org menyebut tak satupun pangkalan udara milik Suriah menjadi sasaran.

Sang perwira itu juga menyebut informasi yang disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia mengenai serangan itu sangat akurat.

Sebelumnya, Kemenhan Rusia mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara Suriah berhasil merontokkan 71 dari 103 rudal yang ditembakkan oleh AS, Inggris dan Prancis.

Kemenhan Rusia juga merilis target-target yang disasar rudal itu di antaranya adalah;

  • 4 rudal menyasar Bandara Internasional Damaskus, semua dicegat.
  • 12 rudal menyasar Bandar Udara Militer Al-Dumayr, semua dicegat.
  • 18 rudal menyasar Bandara Militer Baly, semua dicegat.
  • 12 rudal menyasar Pangkalan Udara Shayarat, semua dicegat.
  • 9 rudal menyasar Pangkalan Udara Mezzeh, lima berhasil dicegat.
  • 16 rudal menyasar Homs Military Airport, 13 rudal dicegat.
  • 30 rudal menyasar target di daerah Barzah dan Jaramani, tujuh rudal dicegat.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengklaim serangan rudal-rudal cerdas itu sebagai eksekusi yang sempurna meski sejauh belum ada bukti kredibel atas klaim itu.

Sementara itu sumber pro-pemerintah Suriah menegaskan serangan menghancurkan tiga fasilitas Pusat Studi dan Riset Ilmiah Suriah.

Rudal juga menghantam sebuah pusat pendidikan di distrik Barzah.

Sumber itu juga menegaskan bahwa semua fasilitas itu sepenuhnya telah dievakuasi beberapa hari sebelum serangan rudal.

Kantor Berita Suriah SANA juga mengumumkan bahwa rudal-rudal yang diluncurkan oleh AU Inggris pada pangkalan militer di Homs berhasil dicegat.

Sebuah video yang dirilis oleh TV al-Akhbarya Suriah menunjukkan rudal-rudal Inggris jatuh di wilayah kosong dan rumah warga sipil di pedesaan Homs barat. Serangan itu dilaporkan melukai setidaknya tiga warga sipil.

Para analis menggambarkan serangan rudal Sekutu itu sebagai kegagalan teknis maupun strategis karena “sama sekali karena tak mempengaruhi kemampuan ofensif dan pertahanan SAA.” (TGU)