Koran Sulindo – Ekonomi Indonesia nampaknya pelan-pelan merangkak lagi, terutama sejak tahun lalu. Sejak 2017, harga dan permintaan komoditi Indonesia terus melonjak.
Tahun lalu, pendapatan ekspor dari komoditi terutama mineral dan batu bara di angka Rp 40 triliun (3,2 miliar dolar AS), naik hampir 2 lipat dari pendapatan 2016 yang hanya sekitar Rp 27 triliun (2 miliar dolar AS).
“Ini sangat bagus, melampaui target Rp32, 7 triliun tahun lalu. Alasan utama kenaikan ini bisa karena penambahan volume ekspor tapi juga karena kenaikan harga. Harganya baik,” kata Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gatot Ariyono, Kamis (11/1/2018), seperti dikutip xinhuanet.com.
Indonesia sampai sat ini masih pengekspor terbesar batu bara dan nomor dua dunia di timah.
Investasi Luar Negeri
Sementara itu, pada Desember 2017 dana luar negeri yang masuk ke Indonesia naik ke angka 130 miliar dolar AS, naik dari 125.97 miliar dolar AS bulan sebelumnya. Dana sebesar itu bisa untuk membiayai impor sebanyak 8,6 bulan impor atau 8,3 impor dan bunga utang luar negeri, jauh di atas standar internasional yang di titik 3 bulan.
Dana itu terutama masuk melalui penjualan bond pemerintah, pajak, dan ekspor minyak dan gas.
“Dana sebesar itu memperluas kemampuan pemerintah mengelola utang,” kata juru bicara Bank Indonesia, Agusman, seperti dikutip xinhuanet.com.
BI optimistis ekonomi Indonesia tahun ini makin kuat. [DAS]