The Scream (Jeritan) adalah salah satu lukisan paling terkenal dalam dunia seni. Dibuat oleh seniman Norwegia Edvard Munch pada tahun 1893, lukisan itu memperlihatkan sesosok manusia botak yang tampak sedang menjerit di atas sebuah jembatan. Pemandangan di belakang sosok tersebut memperlihatkan dua orang yang sedang berjalan dan langit merah.
Karena menunjukkan orang yang sedang menjerit, The Scream menjadi simbol universal untuk kegelisahan di tengah kehidupan modern. Lukisan tersebut direproduksi secara luas di majalah-majalah seni dan muncul sebagai ilustrasi sampul buku tentang penyakit mental dan seni pada awal tahun 1908.
Di balik ketenaran lukisan sensasional ini terdapat 10 fakta unik yang mungkin tidak Anda ketahui. Berikut pembahasannya, dilansir dari The British Museum.
1. Ada Lebih dari Satu Versi The Scream
Fakta unik yang pertama adalah The Scream memiliki lebih dari satu versi, yaitu dua lukisan, dua pastel, dan kurang dari 50 cetakan litograf. Versi yang paling dikenal adalah lukisan tempera yang dibuat pada tahun 1893 di atas karton 91 x 73,5 cm. Tempera adalah teknik melukis yang mencampur warna dengan telur dan air.
Versi pastel tahun 1895 dilelang di Sotheby’s pada tahun 2012 dan mencapai harga £74 juta, menjadikannya salah satu karya seni termahal yang pernah dijual.
2. Munch Pertama Kali Melukis dan Memamerkan The Scream pada tahun 1893
Versi pertama yang dipamerkan Munch adalah sebuah lukisan tahun 1893. Dua tahun kemudian, dia membuat sebuah litograf berdasarkan karya ini, dengan judul ‘The Scream’ yang dicetak dalam bahasa Jerman di bawahnya. Versi cetak dari karya seni tersebut sangat penting dalam membangun reputasi internasionalnya sebagai seorang seniman.
3. Lukisan The Scream Pernah Dicuri Dua Kali
Pencurian pertama terjadi pada 12 Februari 1994. Pencurinya membobol jendela dan membawa kabur lukisan The Scream dari Galeri Nasional di Oslo. Untungnya, lukisan itu ditemukan dan dikembalikan dalam waktu tiga bulan.
Pencurian kedua terjadi pada tahun 2004. Orang-orang bersenjata membobol Museum Munch dan mencuri versi lain dari The Scream dan juga lukisan Madonna karya Munch. Kedua lukisan itu tetap hilang hingga tahun 2006. Banyak orang khawatir keduanya mungkin rusak dalam pencurian tersebut atau telah dibuang.
4. Munch Tidak Senang dengan Proses Konservasi Lukisannya
Proses konservasi yang dilakukan setelah lukisan The Scream dikembalikan ke Museum Munch tidak terlalu menyenangkan bagi sang seniman. Munch mungkin melihat tanda-tanda dari periode kehidupan lukisan ini sebagai bagian dari perkembangan artistiknya.
Dia ingin orang-orang melihat bagaimana karya-karyanya berevolusi dan berubah selama masa hidupnya, dan melihat kerusakan yang terjadi sebagai proses alami. Dia bahkan ingin membiarkan karya seni itu berada di luar ruangan dan di dalam studionya tanpa perlindungan, dengan menyatakan “Itu baik bagi mereka untuk berjuang sendiri”.
5. Ada Sketsa Sebelum The Scream
Sebelum lukisan The Scream muncul, Munch lebih dulu membuat sebuah sketsa berjudul Despair (Keputusasaan) di tahun 1892. Sketsa ini memperlihatkan sesosok manusia bertopi yang bersandar pada pegangan jembatan. Pemandangan di belakang sosok tersebut mirip dengan yang ada pada lukisan The Scream, yaitu ada dua orang yang sedang berjalan dan langit merah. Dan terdapat sepasang perahu atau kapal di air.
Sketsa ini mungkin menunjukkan momen isolasi yang dirasakan Munch sebelum ‘jeritan tersebut membelah alam’. Munch menggambarkan pengalaman ini dengan mengatakan, “Saya berhenti sejenak karena merasa lelah dan bersandar di pagar […] Teman-teman saya terus berjalan dan saya berdiri di sana gemetar karena cemas”.
6. Sosok dalam The Scream Sebetulnya Tidak Sedang Menjerit
Menurut Munch, jeritan yang sebenarnya berasal dari lingkungan sekitar sosok tersebut. Dia menambahkan keterangan “Saya merasakan jeritan keras melewati alam” dalam bahasa Jerman di bagian bawah karyanya tahun 1895. Judul asli untuk karya tersebut harusnya The Scream of Nature (Jeritan Alam).
7. The Scream Tidak Merepresentasikan Teriakan Individu
Sosok dalam lukisan The Scream sebetulnya sedang mencoba untuk memblokir ‘jeritan’ di sekitarnya. Judul Norwegia untuk karya tersebut adalah ‘Skrik’.
Sosok tersebut juga tampak tidak berfitur dan tidak bergender, sehingga tidak terindividualisasikan. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa The Scream menjadi simbol kegelisahan universal.
8. Memiliki Emojinya Sendiri
Emoji 😱 (face screaming in fear) dibuat berdasarkan ekspresi kuat yang ditunjukkan oleh sosok botak dalam lukisan The Scream. Ekspresi sosok tersebut melambangkan kegelisahan kondisi manusia. Emojinya sendiri biasa digunakan di media sosial untuk menunjukkan ketakutan, keterkejutan, atau kepanikan yang ekstrim.
9. Lukisan The Scream Menjadi Bagian dari Pop Art
Pop Art adalah gerakan seni yang muncul pada tahun 1950-an dan berkembang pada tahun 1960-an di Amerika dan Inggris. Aliran seni ini mengambil inspirasi dari sumber-sumber budaya populer dan komersial.
Sosok dalam lukisan The Scream telah masuk dalam sejumlah karya populer, seperti kartu Pokémon, film horor Scream, kartun satir karya Peter Brookes (yang memperlihatkan pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat), dan lainnya.
10. Sosok dalam The Scream Mungkin Terinspirasi oleh Mumi
Pose kepala yang menjerit dengan tangan yang ditangkupkan di sekelilingnya mungkin terinspirasi oleh ingatan Munch tentang mumi Peru yang matanya cekung dan terikat. Mumi itu dipamerkan di Paris di Musée d’Ethnographie du Trocadéro pada tahun 1889.
Itulah 10 fakta unik tentang lukisan The Scream. Apa makna lukisan ini bagi Anda? [BP]