Dian Sastro bersama Deddy Sutomo dan Christine Hakim/Didang

Koran Sulindo – Dalam film terbarunya, Kartini, Dian Sastrowardoyo terlihat penuh pesona dalam kesederhanaan sosok Raden Ajeng Kartini yang ia perankan. Anggun. Tepatnya: miyayeni dalam bahasa Jawa, ‘memancarkan aura dan berperilaku layaknya priyayi’.

Untuk memerankan sosok perempuan pejuang tersebut, Dian dituntut untuk fasih berbahasa Belanda, selain juga cakap dalam bahasa Jawa. Karena, ada lebih dari 60 kalimat yang harus ia ucapkan sesuai dengan tuntutan skenario dan sutradara. “Untuk mempelajari adat-istiadat Jawa, saya dibantu Dapur Film, yang menyediakan sumber untuk ngomong Jawa. Untuk bahasa Belanda, ya, Allah,Om Hans itu gurunya. Ada sekitar 64 kalimat bahasa Belanda yang harus saya ucapkan dan memahami artinya,” tutur Dian di Jakarta.

Ia memang berusaha keras agar benar-benar dapat menghidupkan sosok Kartini lewat aktingnya.  “Kartini kan sosok yang sangat high profile dalam dunia feminisme dan emansipasi.Akan menjadi sesuatu yang memalukan bila saya tidak memerankan dengan baik,” tuturnya.

Proses syuting film itu telah dilakukan di Jakarta, Yogyakarta, dan Belanda. Di Belanda, prosesnya berjalan cepat, kurang dari seminggu. Dian berharap film terbarunya tersebut dapat diapresiasi penonton. Harapan itu bahkan ia sampaikan lewat akun Instagram pribadinya.

Selama syuting, Dian mengaku sangat senang. Apalagi, dia juga bisa reuni dengan diva layar perak, Christine Hakim.

Ia mengingat pertama kali bertemu dengan Christine Hakim, di film Pasir Berbisik pada 2000. “Waktu itu, usia saya baru 18 tahun. Saya saat itu bingung. Mau mengobrol apa dengan Bu Christine. Saat syuting Kartini, kami berinteraksi dengan sangat dalam,” ujar Dian.

Film ini disutradarai Hanung Bramantyo. Fokusnya pada fase kehidupan Kartini ketika menjalani masa pemingitan. [Didang Pradjasasmita]