Koran Sulindo – Setelah serangan bom yang mematikan dan menyisakan kesedihan mendalam di Sri Lanka, masyarakat Islam di sana mulai angkat bicara. Mereka membicarakan seorang tokoh agama. Dan sudah seringkali mereka sampaikan kepada pihak berwenang.
Nama tokoh agama itu, seperti yang dilaporkan Channel News Asia pada Kamis (25/4), adalah Zahran Hashim. Ia diduga memainkan peran kunci dalam serangan bom yang menewaskan lebih dari 310 orang dan 500 orang terluka. Itu disebut salah satu serangan terburuk dalam sejarah Sri Lanka.
Sebuah video muncul yang diklaim sebagai ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan memunculkan nama Hashim. Dari 8 ulama yang dimunculkan dalam video itu, wajah Hashim satu-satunya yang ditunjukkan secara terbuka.
Dengan membawa senjata, Hashim dalam video itu membimbing 7 orang untuk mengucapkan janji kesetiaan kepada pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi. Sementara 7 orang tidak ditunjukkan wajahnya yang tampak mengenakan syal dengan motif kotak-kotak berwarna hitam-putih.
Kendati tidak secara terbuka, pemerintah Sri Lanka tampaknya mengincar Hashim sebagai dalang dari serangan tersebut dan diyakini sebagai pemimpin NTJ, kelompok teroris pelaku serangan bom itu. Hashim diduga adalah dalang dari serangan itu.
Sebelum serangan bom itu terjadi, informasi intelijen dari India menyebutkan akan ada serangan bom terhadap gereja di Sri Lanka. Informasi tersebut berasal dari pemeriksaan aparat India terhadap tersangka teroris ISIS. Selama pemeriksaan, tersangka itu mengungkapkan nama seorang pria bernama Zahran Hashim.
Lantas siapa Zahran Hashim ini? Ia adalah seorang ulama yang tidak begitu populer di Sri Lanka. Ia mengikuti banyak pengikut di media sosial termasuk di YouTube dan Facebook. Dalam khotbahnya, ia seringkali memprovokasi umat atau dengan kata lain ia penganut garis keras. Setiap khotbah, ia selalu menghujat non-muslim secara kasar.
Karena khotbahnya itu, Wakil Ketua Dewan Ulama Sri Lanka, Hilmy Ahamed melaporkan Hashim kepada pemerintah seitar 3 tahun lalu. Ia sebenarnya orang kerap menyendiri dan berhasil mengajarkan ajaran garis keras kepada anak-anak muda dengan menyamar sebagai guru ngaji.
Tidak ada yang mengira Hashim mampu melakukan serangan sebesar itu. Ia berusia sekitar 40 tahun dan berasal dari wilayah pantai timur Batticaloa. Dan salah satu gereja yang dihantam bom pada Hari Paskah kemarin berada di Batticaloa.
Keberadaan Hashim belum jelas sampai saat ini. Ia sejak awal memang telah dinilai sebagai ancaman oleh warga Muslim di daerahnya karena ajaran garis kerasnya itu. [KRG]