YLKI Khawatir Alat Tes Cepat Hasil Impor Abal-abal

Ilustrasi gambar (Ist)

Koran Sulindo — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia khawatir tes cepat yang diimpor oleh Indonesia merupakan barang abal-abal, jika tidak ada standar kualitas yang dilakukan oleh pemerintah.

“Karena kita masih 100 persen impor. Katakanlah kita impor dari China, maka barang yang dipesan akan menyesuaikan anggaran,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, Rabu (8/7).

Akibatnya, ujar Tulus, barang yang diimpor tersebut menyesuaikan dengan ketersediaan jumlah anggaran pemesan sehingga belum tentu berkualitas saat digunakan kepada masyarakat.

“Jadi jika anggarannya sekian tetap dibuatkan sesuai budget yang ada,” kata Tulus.

Di sisi lain, jika tes cepat yang diimpor tersebut kualitas bagus maka harganya juga akan mahal. Namun, ketika harus menyesuaikan surat edaran nomor:HK.02.02/I/2875/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Rapid Test Antibodi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan maka akan rugi.

Oleh karena itu, kata Tulus, ke depan pemerintah juga perlu mengetahui dari mana saja tes cepat tersebut didatangkan termasuk negara yang menghasilkannya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan rapid test masih dibutuhkan sepanjang alat polymerase chain reaction belum tersedia di seantero negeri.

“Semua berjalan pararel, rapid test dengan akurasi yang baik sesuai rekomendasi Kemenkes dan PCR yang lebih akurat dibanding tes cepat,” kata Tulus. [WIS]