Perang narkoba Duterte yang berujung pada pembunuhan brutal sehingga termasuk pelanggaran HAM berat [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Wartawan Filipina yang menulis untuk Reuters berhasil menerima penghargaan Pulitzer pada tahun ini. Penghargaan bergengsi jurnalistik itu berhasil disabet Manuel Mogato dan dua rekannya setelah menurunkan hasil reportase kampanye perang narkoba pemerintahan Rodrigo Duterte.

Mogato bersama dua rekannya secara terus menerus melaporkan dan menulis untuk Reuters tentang kampanye perang narkoba Duterte yang disebut sebagai “pembunuhan brutal” dengan kedok anti-narkoba. Mogato meraih penghargaan tersebut bersama Clare Baldwin dan Andrew R.C. Marshall. Mereka bertiga masuk dalam tim investigasi dan koresponden khusus Reuters.

Mogato telah menjadi koresponden berita politik dan umum di Manila selama 15 tahun. Seperti yang dituliskan inquirer.net, Mogato dengan rendah hati menyebutkan penghargaan tersebut sebagai kerja tim, terlebih setiap orang yang menjadi koresponden di Filipina tentu saja akan melakukan pekerjaannya.

“Namun, itu adalah kerja keras selama berbulan-bulan dan saya mengagumi keberanian, kekuatan, dan ketekunan tim untuk meliput kisah perang narkoba Duterte,” tutur Mogato pada Selasa (17/4).

Penghargaan karya jurnalistik paling bergengsi di dunia itu diumumkan di Universitas Columbia pada Senin (16/4). Penghargaan Pulitzer diberikan kepada karya jurnalistik terbaik untuk 14 kategori. Dan penghargaan untuk Mogato dan dua rekannya termasuk kategori International Reporting.

Kali pertama penghargaan Pulitzer digelar pada jurnalis dan fotografer pada 1917 untuk menghormati Joseph Pulitzer seorang wartawan Amerika. [KRG]