Menteri Pertanian Amran Sulaiman/pertanian.go.id

Koran Sulindo – Kenaikan harga bahan pangan pada bulan puasa tahun ini boleh disebut sebagai anomali. Padahal pasokan berlimpah, tapi harga di pasar tetap melonjak. Lonjakan harga ini juga membuat para pedagang di pasar tradisional ikut bingung dan heran mengapa harga-harga bahan pangan tersebut tiba-tiba meroket.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada Minggu [12/6] kemarin ketika blusukan ke berbagai wilayah di Jakarta mengakui hal tersebut. Bahwa pasokan bahan pangan seperti ayam, beras, dan telur berlimpah, tapi harga terus melambung.

Menurut Amran, harga-harga bahan pangan tersebut kini sudah mengalami penurunan kecuali harga daging sapi.

Wajar harga-harga bahan pangan tersebut mengalami penurunan. Pasalnya, pemerintah baru-baru ini menempuh kebijakan impor untuk menstabilkan harga. Kebijakan impor ini disebut sebagai bagian stabilisasi stok dan harga untuk jangka pendek.

Petani memprotes kebijakan impor tersebut. Sebab kenaikan harga sama sekali tidak berdampak terhadap kesejahteraan petani. Justru petani mengalami kerugian karena hasil produksi mereka dibeli dengan harga murah, tapi harus kembali membelinya kembali dengan harga yang tinggi untuk kebutuhan pangan.

Terkait harga daging sapi yang masih tinggi, pemerintah beralasan butuh waktu untuk menurunkannya. Padahal Bulog telah mengimpor ribuan ton daging sapi pada pekan ini dan sudah pula menggelar operasi pasar di beberapa wilayah di Indonesia untuk menstabilkan harga yang mencapai Rp 130 ribu per kilogram. Hasilnya: harga masih di atas Rp 100 ribu per kilogram.

Di Jakarta harga daging sapi di pasar tradisional hari ini mencapai Rp 130 ribu per kilogram. Sementara di Garut, Jawa Barat, harga daging sapi mencapai Rp 120 ribu per kilogram.

Menteri Amran mengatakan, tingginya harga daging meski sudah menggelar pasar murah karena panjangnya rantai pasokan. Setiap rantai pasok, kata Amran, akan mengambil keuntungan setidaknya 10% dari setiap penjualan daging sapi atau produk pangan lainnya. “Inilah yang menyebabkan harga menjadi tinggi.”

Sementara Ikatan Pedagang Pasar Indonesia menyebutkan kendati mengalami penurunan, harga bahan pangan dan sembako tetap tinggi di pasar tradisional. Adapun harga bahan pangan yang masih tinggi itu antara lain bawang merah, bawang putih, daging sapi, cabai, telur, dan minyak goreng.

Harga untuk bawang merah, misalnya, antara Rp 38 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram. Sementara harga bawang putih naik menjadi Rp 42 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 35‎ ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit merah masih berada di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram. Lalu, harga telur masih Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu per kilogram. Untuk harga minyak goreng berada di kisaran Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per kilogram.

Organisasi ini juga menduga penyebab kenaikan harga bahan pangan ini disebabkan 3 hal. Pertama, masalah pasokan dan permintaan. Kedua, adanya spekulan yang sengaja menimbun pasokan sehingga barang bahan pangan menjadi kurang di pasar. Terakhir, penimbunan secara pribadi yang dilakukan masyarakat karena adanya kepanikan. [Kristian Ginting/DS]