Ihab al-Ghussein (Foto : dari akun x @PalestineChron)
Ihab al-Ghussein (Foto : dari akun x @PalestineChron)

Pada Minggu (7/7/2024), Wakil Menteri Tenaga Kerja Palestina Ihab al-Ghussein tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza. Menurut pernyataan dari kantor media pemerintah Gaza, al-Ghussein tewas bersama sekelompok warga Palestina akibat bom yang dijatuhkan oleh pesawat Israel. Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai insiden ini.

Sebelumnya, istri dan putri al-Ghussein juga tewas dalam serangan udara di sebuah rumah tempat mereka berlindung di Gaza. Al-Ghussein pernah menjabat sebagai juru bicara Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas di Jalur Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengungkapkan bahwa al-Ghussein menghabiskan hari-harinya dengan tanggung jawab keagamaan dan nasional, mengabdi kepada rakyatnya meskipun keluarganya menjadi sasaran serangan.

Hamas menambahkan bahwa al-Ghussein terus mengabdi kepada rakyat dalam posisinya yang terhormat, menunjukkan keteguhan dan ketahanan dalam menghadapi ketidakadilan dan agresi.

Banyak Petinggi Hamas Tewas dalam Serangan Udara

Dalam sembilan bulan terakhir, banyak petinggi Hamas telah terbunuh. Pada November lalu, sebuah serangan udara Israel menewaskan wakil menteri kebudayaan dan wakil ketua dewan legislatif, bersama dengan pegawai dan pejabat pemerintah lainnya serta perwira senior polisi.

Secara terpisah, militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk bagian tengah Kota Gaza. Ibrahim Al-Barbari, 47 tahun, yang tinggal di lingkungan Bani Amer, mengatakan kepada BBC bahwa puluhan keluarga telah meninggalkan tempat itu dengan membawa tas dan menuju ke arah barat.

“Kami mendengar dari tetangga bahwa kami harus meninggalkan rumah. Kami belum menerima panggilan atau pesan teks dari tentara, tetapi kami sudah mulai mengumpulkan barang-barang kami untuk bersiap pindah lagi,” katanya. Dia juga menambahkan bahwa keluarganya telah hidup dalam kondisi hampir kelaparan selama berbulan-bulan.

Pandangan Perdana Menteri Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa setiap kesepakatan gencatan senjata di Gaza harus memungkinkan Israel untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuannya tercapai.

Tujuan tersebut mencakup pembubaran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas serta pemulangan para sandera. Pejabat Hamas mengatakan mereka sedang menunggu tanggapan Israel terhadap usulan gencatan senjata terbaru.

Tuduhan Genosida dan Dampak Perang

Saat ini, Israel sedang diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina. Sejak 7 Oktober, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 38.098 warga Palestina telah terbunuh dan 87.705 terluka dalam perang ini. Selain itu, sedikitnya 11.000 orang belum diketahui keberadaannya dan diduga tewas tertimbun reruntuhan rumah mereka di seluruh wilayah Strip.

Israel melaporkan bahwa 1.200 tentara dan warga sipil tewas selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober, dengan media Israel melaporkan bahwa banyak warga Israel tewas karena ‘tembakan teman sendiri’. Organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas yang terbunuh dan terluka adalah wanita dan anak-anak.

Perang Israel telah menyebabkan kelaparan akut, terutama di Gaza utara, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, kebanyakan anak-anak. Agresi Israel juga menyebabkan pengungsian paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduk di dekat perbatasan dengan Mesir.

Eksodus massal ini adalah yang terbesar sejak Nakba tahun 1948. Kemudian dalam perang tersebut, ratusan ribu warga Palestina mulai berpindah dari selatan ke Gaza tengah dalam upaya mencari keselamatan. [UN]