LANJUT BERKUASA, Presiden Rusia Vladimir Putin kembali memenangkan pemilihan umum presiden di Rusia. Kemenangan Putin menjadikan dirinya presiden terlama berkuasa di Rusia sejak terpecahnya Uni Soviet.
Komisi pemilihan umum Rusia CEC pada hari Senin (18/3) telah mengumumkan hasil resmi pemilu di Rusia. Putin dinyatakan memperoleh 87 persen suara atau meraih kemenangan telak atas kandidat lainnya yang memperoleh suara kurang dari sepuluh persen. Kemenangan Putin ini akan memperpanjang masa jabatannya selama enam tahun ke depan hingga 2030.
Pada pemilu 2024 ini Putin berhadapan dengan capres dari Partai Komunis Nikolay Kharitonov, Vladislav Davankov dari partai Rakyat Baru, dan Leonid Slutsky dari partai Demokrat Liberal.
Dalam pidato kemenangannya Putin menyampaikan visinya kedepan membangun Rusia menjadi negara yang kuat dan berdaulat.
“Saya memimpikan Rusia yang kuat, mandiri, dan berdaulat. Kita bisa mencapai tujuan ini bersama dengan rakyat Rusia,” ujar Putin.
Presiden Rusia itu juga menekankan pentingnya membangun Rusia yang mandiri dengan mengandalkan persatuan rakyatnya menghadapi seluruh tantangan global.
“Banyak tugas di depan. Ketika kita bersatu, tidak ada yang bisa mengintimidasi atau menekan kita. Tidak ada seorang pun yang berhasil dalam hal ini sebelumnya, hal ini tidak terjadi sekarang dan tidak akan pernah terjadi di masa depan,” lanjut Putin berapi-api.
Putin pertama kali terpilih sebagai presiden pada tahun 2000 dan menjalani dua masa jabatan empat tahun berturut-turut hingga tahun 2008. Ia kemudian menjadi perdana menteri di bawah kepemimpinan Dmitry Medvedev, yang merupakan presiden Rusia dari tahun 2008–2012.
Selama masa jabatan Medvedev, ia memperpanjang masa jabatan presiden menjadi enam tahun. Putin menggantikan Medvedev menjadi kepala negara pada tahun 2012 dan terpilih kembali pada tahun 2018.
Sebagai bagian dari reformasi konstitusi besar-besaran pada tahun 2020, Rusia mengubah peraturan pemilu yang memungkinkan Putin mencalonkan kembali sebagai presiden.
Dalam pidatonya didepan para pemilih menjelang pemungutan suara, Putin mendorong masyarakat Rusia untuk mengambil bagian dalam pemilu, dengan menyatakan bahwa setiap suara sangat berharga dan signifikan dan bahwa hasil pemilu akan membentuk pembangunan negara di tahun-tahun mendatang.
Putin juga menyebut bahwa Rusia sedang melalui masa sulit dan menghadapi masalah akibat sanksi Barat setelah perang Ukraina. Putin mengajak masyarakat Rusia terus bersatu untuk mengatasi tantangan ini.
Pemilu tahun ini ditandai dengan jumlah pemilih yang mencapai rekor tertinggi. Menurut data CEC, angka tersebut mencapai 74% dari pemilih, melebihi angka pada pemilu 2018 (67,47%).
Jumlah pemilih tertinggi, tercatat di Republik Chechnya dengan lebih dari 90% pemilih. Begitu pula di wilayah Kemerovo, dan Republik Tyva para pemilih tampak antusias.
Pemilihan presiden juga diselenggarakan untuk pertama kalinya di wilayah baru Rusia yaitu Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Lugansk (LPR), serta di Wilayah Kherson dan Zaporozhye. [PAR]