Koran Sulindo – Pemerintah Amerika Serikat (AS) diminta menghormati prinsip-prinsip kedaulatan, hak menentukan nasib sendiri dan tidak mencampuri urusan dalam negeri seperti yang termuat dalam piagam PBB. Karena itu, keterlibatan AS dalam upaya kudeta di Venezuela disebut akan terus menjadi ancaman secara permanen.
Karena itu, Duta Besa Venezuela untuk PBB Samuel Moncada seperti dikutip teleSUR pada Kamis (28/2), memperingatkan dan mengecam tindakan pemerintah AS itu. Juga memperingatkan soal upaya kudeta terhadap pemerintahan sah Venezuela di bawah Nicolas Maduro melalui “bantuan kemanusiaan” yang dilakukan secara paksa dan ilegal.
Moncada menyoal tindakan kekerasan beberapa kelompok orang yang berhubungan dengan oposisi sayap kanan Venezuela. Mereka berupaya secara paksa memasukkan “bantuan kemanusiaan” lewat perbatasan Venezuela. Peristiwa itu, demikian Moncada, merupakan insiden internasional yang sengaja diabaikan.
“Ini merupakan tindakan permusuhan terhadap Venezuela dan melanggar piagam pendirian AS,” kata Moncada.
Dikatakan Moncada, beberapa orang dengan menggunakan topeng sengaja melemparkan bom molotov dari perbatasan Kolombia ke Venezuela. Itu sebabnya, ia mengecam adanya pelatihan militer oleh tentara bayaran yang dilakukan di perbatasan. Dalam hal ini, Moncada mengkritik perwakilan AS yang menolak menyetujui resolusi tentang larangan penggunaan intervensi militer di Venezuela.
Berdasarkan fakta ini, Venezuela, kata Moncada menuntut penghormatan atas prinsip kedaulatan, penentuan nasib sendiri dan prinsip tidak mengintervensi urusan dalam negeri tiap-tiap negara yang sesuai dengan piagam pendirian PBB.
Seperti yang diketahui, anggota Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan pada Kamis kemarin untuk menentukan pendapat atas dua resolusi terhadap Venezuela. Dua resolusi itu mendapat tentangan dari AS dan Rusia. Karena tidak tercapai kesepakatan, maka tak satu pun resolusi itu bisa disahkan.
Hanya sedikit sekali yang memberi persetujuan terhadap rancangan resolusi AS. Rusia dan Tiongkok lalu memveto rancangan itu. Afrika Selatan menolak rancangan sementara Indonesia dan lain-lain menyatakan abstain.
Sementara resolusi dari Rusia disetujui oleh 4 negara, 7 menolaknya dan 4 abstain. Karena itu, tak ada satu pun rancangan yang disetujui. Salah satu isi rancangan resolusi Rusia yakni menentang rencana AS yang ingin menggunakan kekuatan militer terhadap Venezuela. [KRG]