Walhalla (1896) oleh Max Brückner dengan latar belakang pemandangan Der Ring des Nibelungen karya Richard Wagner (Via Wikipedia)

Di medan pertempuran yang dipenuhi keberanian dan kehormatan, para prajurit Viking tidak hanya bertarung demi kemenangan, tetapi juga demi tempat di surga kemuliaan yang dijanjikan dalam mitologi Nordik yaitu Valhalla. Bagi mereka, kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju kehormatan abadi di sisi Odin.

Konsep Valhalla telah menginspirasi banyak kisah, mulai dari legenda kuno hingga budaya populer modern. Namun, apa sebenarnya Valhalla itu? Siapa yang berhak memasuki aula megah tersebut? Dan bagaimana kehidupan di dalamnya? Artikel ini akan mengupas tuntas mitos dan realitas di balik tempat peristirahatan para prajurit yang gugur dengan gagah berani, sebagaimana dilansir dari laman mythology.net.

Apa Itu Valhalla?

Di aula megah milik para pecundang, terdapat langit-langit yang terbuat dari perisai emas dan meja-meja dengan kursi yang terbuat dari pelindung dada serta baju zirah. Setiap malam setelah bertempur dan melakukan tindakan gagah berani, para einherjar yang mulia berbaris ke aula untuk menikmati perayaan meriah.

Namun, pesta penuh suka cita ini tidak berlangsung selamanya. Mereka menunggu hari ketika Ular Midgard melepaskan ekornya dan Odin memanggil mereka untuk bertempur dalam pertempuran terakhir di bumi, Ragnarök.

Valhalla adalah tempat kemuliaan abadi bagi para prajurit yang gugur secara terhormat dalam pertempuran dan tinggal bersama Odin. Hanya mereka yang paling berani dan berbakat yang dapat tinggal di surga yang mewah ini. Valhalla menyediakan makanan dan minuman yang melimpah, terutama mead dan daging – makanan kesukaan para prajurit.

Konsep Valhalla berasal dari mitologi Nordik yang berkembang di antara suku-suku Viking di Skandinavia dan Islandia pada abad pertengahan. Mereka percaya bahwa kematian dalam pertempuran bukanlah akhir, melainkan awal dari kehormatan yang lebih besar di sisi para dewa.

Siapa yang Diterima di Valhalla?

Meskipun terdapat perdebatan, diyakini bahwa seseorang harus mati dengan cara yang kejam dan terhormat untuk masuk ke Valhalla. Bukan sekadar mati dalam pertempuran, tetapi harus menunjukkan keberanian luar biasa.

Odin dan para Valkyrie bertanggung jawab memilih prajurit yang pantas menjadi einherjar. Mereka mengamati pertempuran dan menentukan hasilnya sebelum pedang pertama disilangkan. Setelah pertempuran usai, Odin memilih setengah dari prajurit yang gugur untuk memasuki Valhalla, sementara separuh lainnya diambil oleh Freya dan dibawa ke Folkvangr, tempat lain bagi roh-roh para pejuang.

Seperti Apa Valhalla?

Valhalla digambarkan sebagai aula yang menakjubkan di Asgard, dengan atap dari perisai emas dan kasau dari tombak. Di luar aula terdapat pohon emas Glasir, serta kambing Heiorun dan rusa jantan Eikthyrnir yang menyediakan mead dan air suci. Seekor babi hutan bernama Saehrimnir dipanggang setiap hari untuk memberi makan einherjar, lalu hidup kembali sebelum malam berakhir.

Di dalam Valhalla, terdapat aula besar tempat Odin tinggal bersama para prajurit dan Valkyrie. Terdapat arena pertarungan, ruang permainan, dan singgasana Odin yang disebut “High.” Meja makan dipenuhi perisai dan pedang bercahaya yang menerangi ruangan. Keindahan dan kemegahan Valhalla mencerminkan pentingnya tempat ini dalam mitologi Nordik.

Setiap hari di Valhalla dimulai dengan pertempuran antar einherjar. Mereka bertarung dengan sengit, mengalami luka-luka, tetapi semua luka tersebut sembuh menjelang malam. Setelah pertempuran, mereka kembali ke aula untuk menikmati pesta mewah dengan daging babi Saehrimnir dan mead dari Heiorun.

Odin sendiri tidak makan, melainkan hanya meminum anggur. Dagingnya diberikan kepada serigala peliharaannya, Geri dan Freki. Setiap malam di Valhalla adalah perayaan besar, sebelum esoknya mereka kembali berlatih untuk Ragnarök.

Bangsa Viking percaya bahwa prajurit yang gugur harus dibakar dengan semua harta benda mereka agar dapat menyeberang ke akhirat dengan aman. Harta benda mereka juga sering dikubur agar dapat diklaim di Valhalla. Selain itu, pengorbanan manusia dilakukan untuk mendapatkan dukungan Odin dalam pertempuran. Beberapa prajurit bahkan meminta untuk dikuburkan dengan senjata mereka agar dapat membawa kehormatan ke Valhalla.

Mitos Seputar Valhalla

1. Helgi Hundigsbane: Seorang pahlawan yang masuk Valhalla setelah kematian tragisnya dan bahkan diizinkan kembali ke Midgard untuk bertemu istrinya sebelum akhirnya menetap di aula Odin.

2. Raja Gylfi: Raja Skandinavia pertama yang menyamar sebagai Gangleri untuk mencari kekuatan para dewa di Asgard. Ia terpesona oleh kemegahan Valhalla dan menggambarkan tempat itu dalam berbagai cerita mitologi Nordik.

3. Hrungnir vs. Thor: Seorang jötunn yang memasuki Valhalla dengan amarah dan akhirnya bertarung melawan Thor di luar aula.

Valhalla dalam Budaya Modern

Konsep Valhalla terus hidup dalam budaya populer, terutama dalam karya sastra, film, dan permainan video. Banyak cerita fantasi dan fiksi ilmiah yang terinspirasi oleh mitologi Nordik, seperti dalam film Marvel “Thor,” di mana Asgard dan Valhalla digambarkan sebagai dunia yang penuh kemegahan dan keperkasaan. Selain itu, Valhalla sering menjadi tema dalam musik heavy metal dan karya seni modern yang menggambarkan keberanian dan pengorbanan dalam pertempuran.

Dalam dunia militer, istilah “pergi ke Valhalla” sering digunakan sebagai metafora bagi prajurit yang gugur dalam tugas mereka. Sementara dalam game seperti “God of War” dan “Assassin’s Creed Valhalla,” konsep ini dihidupkan kembali dengan detail yang kaya akan mitologi Nordik.

Valhalla merupakan tempat tertinggi bagi prajurit Viking yang gugur dengan terhormat. Dengan kehidupan yang penuh pertempuran, perayaan, dan kemuliaan, para einherjar bersiap untuk pertempuran akhir di Ragnarök. Keberadaan mitos ini memberikan ketenangan bagi bangsa Viking, mengetahui bahwa mereka yang mati dengan gagah berani akan diterima di aula kemuliaan Odin.

Mitos Valhalla tetap hidup hingga kini, menjadi inspirasi bagi berbagai kisah, legenda, dan budaya populer di seluruh dunia. Konsep ini terus berkembang, menggambarkan impian manusia akan kehidupan setelah kematian yang dipenuhi dengan kemuliaan, kehormatan, dan kebersamaan dengan para pahlawan lainnya. [UN]