Valentina Tereshkova. (FOTO: RTcom)

Pada masa ketegangan Perang Dingin, ketika dunia sains dan politik didominasi oleh dominasi maskulin. Roket-roket melesat ke angkasa dengan membawa nama-nama pria sebagai penakluk langit. Namun, pada suatu pagi di bulan Juni 1963, langit sejarah terbuka bagi seorang perempuan muda dari desa kecil di Rusia. Ia bukan bangsawan, bukan pula ilmuwan kenamaan. Ia adalah pekerja pabrik tekstil bernama Valentina Tereshkova, yang kemudian dikenal sebagai wanita pertama di luar angkasa.

Penerbangannya bukan sekadar pencapaian teknis, melainkan juga simbol revolusi sosial, pernyataan tegas bahwa perempuan juga mampu menembus batas-batas ilmu pengetahuan dan ruang angkasa. Kisah Tereshkova bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keberanian, ketekunan, dan pembuktian diri.

Dari Desa ke Langit

Melansir laman The European Space Agency, Valentina Vladimirovna Tereshkova lahir pada 6 Maret 1937 di Maslennikovo, sebuah desa sederhana di wilayah Yaroslavl, Rusia. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga pekerja—ayahnya adalah seorang pengemudi traktor yang gugur dalam Perang Dunia II, sementara ibunya bekerja keras di pabrik tekstil demi menghidupi keluarga.

Meski hidup dalam keterbatasan, Tereshkova menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan rasa ingin tahu yang mendalam. Ia tertarik dengan dunia penerbangan dan mulai terjun payung di usia 22 tahun. Pengalaman ini kelak menjadi salah satu alasan utama ia dilirik oleh program luar angkasa Soviet. Saat itu, ia masih bekerja sebagai buruh tekstil, jauh dari bayang-bayang luar angkasa. Namun hidup menyimpan rencana besar untuknya.

Setelah suksesnya penerbangan manusia pertama ke luar angkasa oleh Yuri Gagarin pada tahun 1961, pemerintah Soviet berambisi menorehkan sejarah baru: mengirimkan wanita pertama ke orbit. Misi ini bersifat politis sekaligus simbolis, menunjukkan bahwa Uni Soviet adalah pelopor dalam kesetaraan gender, terutama di panggung global yang tengah menyaksikan perlombaan teknologi dua negara adidaya.

Dari lebih dari 400 pelamar perempuan, hanya lima yang terpilih untuk menjalani pelatihan kosmonot: Tatyana Kuznetsova, Irina Solovyova, Zhanna Yorkina, Valentina Ponomaryova, dan Valentina Tereshkova. Meski tak memiliki latar belakang militer seperti kebanyakan kosmonot pria, kelima perempuan ini menjalani pelatihan yang sama kerasnya bahkan melebihi batas fisik dan psikologis manusia biasa.

Latihan mereka mencakup uji isolasi, pelatihan tanpa gravitasi, latihan pesawat jet, uji sentrifugal untuk menguji ketahanan tubuh terhadap gaya gravitasi ekstrem, hingga melakukan lebih dari 120 lompatan parasut. Dalam proses ini, Tereshkova menunjukkan ketangguhan dan ketekunan yang luar biasa, hingga akhirnya dinominasikan untuk terbang dalam misi Vostok 6.

16 Juni 1963: Penerbangan Bersejarah Sang ‘Chaika’

Pada pagi hari tanggal 16 Juni 1963, dunia menyaksikan sejarah ditulis. Valentina Tereshkova, dengan tanda panggilan radio Chaika (yang berarti burung camar dalam bahasa Rusia), meluncur ke angkasa dengan pesawat Vostok 6 dari Kosmodrom Baikonur. Ia menyusul kosmonot pria Valeri Bykovsky yang telah lebih dahulu meluncur dengan Vostok 5.

Penerbangan ini menjadikan Tereshkova wanita pertama di luar angkasa, sekaligus warga sipil pertama yang melakukan misi orbit. Ia menghabiskan waktu hampir tiga hari di luar angkasa (2 hari, 23 jam, dan 12 menit), mencatatkan waktu penerbangan yang lebih lama dari seluruh gabungan penerbangan astronot Mercury milik Amerika Serikat pada saat itu.

Selama di orbit, ia melakukan serangkaian eksperimen medis dan ilmiah, termasuk mencatat perubahan fisiologis tubuhnya dan memotret permukaan Bumi dari ketinggian. Salah satu foto yang diambilnya digunakan untuk mengidentifikasi lapisan aerosol di atmosfer, memberikan kontribusi ilmiah nyata bagi dunia sains.

Misi ini tidak hanya menegaskan dominasi teknologi Soviet, tetapi juga membuktikan bahwa perempuan mampu menghadapi tantangan ekstrem luar angkasa dengan keunggulan mental dan fisik yang setara.

Setelah Misi

Sepulang dari luar angkasa, Valentina Tereshkova dielu-elukan sebagai pahlawan nasional. Ia dianugerahi berbagai penghargaan, termasuk gelar Hero of the Soviet Union, dan dijadikan simbol keberhasilan Uni Soviet dalam emansipasi perempuan.

Namun kehidupannya tak berhenti di sana. Ia aktif dalam organisasi perempuan internasional, menjadi anggota parlemen Soviet, dan terus berkontribusi dalam berbagai bidang sosial-politik. Bahkan di usia senjanya, Tereshkova tetap aktif berbicara di hadapan publik, memotivasi generasi muda, dan memperjuangkan kemajuan perempuan dalam sains dan teknologi.

Valentina Tereshkova adalah bukti nyata bahwa latar belakang sederhana bukan penghalang untuk menorehkan sejarah. Ia tidak hanya membuka jalan bagi wanita dalam eksplorasi luar angkasa, tetapi juga menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi perempuan di seluruh dunia, bahwa dengan keberanian dan ketekunan, siapa pun bisa menembus langit.

Lebih dari sekadar kosmonot, ia adalah ikon keberanian. Ia adalah burung camar yang tidak sekadar terbang tinggi, tetapi melampaui batas-batas kemungkinan yang pernah dibayangkan. [UN]