Koran Sulindo – Indonesia mengembangkan vaksin yang diprediksi akan tersedia pada 2021 nanti. Saat ini terdapat beberapa jenis calon vaksin virus Corona (Covid-19) yang mulai diujikan kepada manusia.
“Dari 15 tahapan yang harus dipenuhi, saat ini calon vaksinasi Indonesia telah berhasil melalui delapan tahapan. Akan menuju ke tujuh langkah berikutnya, dimana proses yang berikut ini membutuhkan waktu yang lebih lama,” kata Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, di BNPB Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Menurut Reisa, setidaknya ada beberapa vaksin dalam tahap uji klinis pada saat ini.
“Ada 5 calon vaksin di 3 negara yakni di Cina, 3 di Amerika Serikat, dan 2 di Inggris. Dua uji coba dilakukan di Australia, Jerman, dan juga Rusia,” katanya.
Perusahaan vaksin Indonesia bekerja sama dengan perusahaan Korea Selatan dalam proses pengembangan ini.
“Vaksinasi diutamakan diberikan kepada populasi berisiko yaitu, kaum lanjut usia atau mereka yang punya penyakit penyerta, atau komorbid,” kata Reisa.
Vaksin Covid-19 ini dikembangkan BUMN PT Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya menyebut, proses uji klinis fase pertama sudah dimulai pada bulan Juni 2020 di Korea Selatan. Sedangkan uji klinis fase kedua rencananya digelar di Indonesia pada Agustus mendatang.
Bekerja Sama dengan Korsel
Sebelumnya, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi, Ali Ghufron Mukti, memprediksi vaksin lokal virus corona baru akan diproduksi massal dan tersedia bagi masyarakat Indonesia pada pertengahan 2021.
“Hasilnya untuk masyarakat kita pada pertengahan 2021,” kata Ali, dalam konferensi pers dari Kantor Presiden, Kamis (2/7/2020), seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden.
Berbagai lembaga mulai dari Bio Farma, Kalbe Farma hingga Eijkman mengembangkan berbagai formulasi yang dibutuhkan untuk melawan virus bernama resmi Sars-Cov-2. Namun Ali memperkirakan proses preclinical trial baru akan dimulai pada akhir 2020.
“Dan jika diperlukan perpanjangan waktu, mungkin dilanjutkan preclinical trial pada awal 2021,” katanya.
Menurut Ali, proses pengembangan vaksin ini sudah terhitung cepat. Biasanya butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan suatu vaksin. Namun karena situasi krisis, maka Kemenristek bekerja sama dengan berbagai lembaga berupaya mempercepat proses pengembangan vaksin ini.
Taksiran harga vaksin per orang adalah sebesar 5 dolar AS atau Rp 75.000.
“Jika harga vaksinnya 5 dollar AS atau Rp 75.000, maka paling tidak kita membutuhkan Rp 26,4 triliun,” kata Ali. [RED]