Koran Sulindo – Upaya menekan tingkat pengangguran terus dilakukan. Upaya itu akan menggunakan berbagai strategi, salah satunya lewat percepatan pembukaan lapangan kerja. Upaya percepatan itu dilakukan lantaran perekonomian Indonesia tumbuh pada kuartal (3 bulan) I 2017 yang mencapai 5,01 persen.
Angka pertumbuhan itu disebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya tumbuh 4,92 persen. Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya optimistis tingkat pengangguran dapat ditekan.
Keyakinannya itu merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan jumlah penduduk yang bekerja mencapai 124,54 juta orang pada Februari 2017. Jumlah ini naik 3,89 juta dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, jumlah pengangguran tercatat 7,01 juta, hanya berkurang 10 ribu orang dibandingkan Februari 2016.
Kendati hanya mengurangi sedikit pengangguran, Hanif mengatakan itu sebagai suatu keberhasilan. Berdasarkan itu pula, pemerintah akan menekan angka pengangguran pada tahun ini. “Kita akan terus melakukan percepatan pengurangan pengangguran dan membuka kesempatan kerja,” kata Hanif melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (5/5).
Di samping percepatan pembukaan lapangan kerja, pemerintah juga melaksanakan program kerja untuk menurunkan angka kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan. Kondisi dunia usaha karena itu perlu dijaga dengan melibatkan kerja sama pengusaha dengan buruh.
Situasi itu, demikian Hanif, akan mendorong peningkatan investasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Sejurus dengan itu akan menyerap tenaga kerja dan menekan tingkat pengangguran.
Fakta di Indonesia itu berbanding terbalik dengan apa yang terjadi secara global. Tingkat pengangguran pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 200 juta orang. Jumlah yang disebut sebagai rekor. Perkiraan itu merupakan hasil penelitian dari Organisasi Buruh Internasional (ILO).
Pengangguran, demikian ILO, diperkirakan akan naik sebesar 3,4 juta orang pada 2017 dan akan menjadi 2,7 juta pada 2018. Fakta ini terjadi karena peningkatan jumlah tenaga kerja tumbuh lebih cepat ketimbang pembukaan lapangan pekerjaan. [KRG]