Ultah ke-55, Hasto Diberi Buku Politik Membangun Peradaban

Koran Sulindo – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto hari ini genap berusia 55 tahun. Seperti tahun lalu juga tak merayakan ulang tahun. Tak ada juga tiupan lilin. Terlebih di masa pandemi. Pria kelahiran Yogyakarta itu lebih memilih berkontemplasi dan berdoa.

Meskipun tidak ada perayaan, Hasto mengaku diberi buku digital yang merupakan rangkuman pernyataannya kepada media.

“Saya tidak menduga beberapa teman menyiapkan dan memberikan buku digital yang dikumpulkan dari pernyataan press release sejak tahun 2014 hingga saat ini,” ujar Hasto dalam keterangannya, Rabu (7/7).

Hasto selama ini memang dikenal paling aktif memberikan pernyataan ke media untuk menjawab sikap politik partai atas berbagai persoalan bangsa dan negara.

“Pengalaman saya berkiprah di partai dari tukang ketik notulensi rapat hingga menjadi Sekjen partai telah memberikan pemahaman yang lengkap tentang bagaimana Ibu Megawati Soekarnoputri mengambil keputusan politik, baik dari pertimbangan historis, ideologis, maupun perhatian Beliau yang begitu besar untuk menghadirkan politik dalam wajah keseharian rakyat. Dari Ibu Megawati, saya banyak belajar tentang keyakinan dalam politik, keteguhan dalam prinsip, fighting spirit, dan karakter politik yang konsisten dengan pembumian Pancasila,” urai Hasto.

Buku digital ini disusun bersama oleh Anton DH Nugrahanto, Darwin Iskandar, Monang Sinaga, dan Ramond Dony Adam diberi judul “Berpolitik Membangun Peradaban”.

“Buku digital ini menjadi bukti pentingnya komunikasi politik, kaderisasi kepemimpinan, dan bagaimana menghadirkan wajah dan karakter politik yang oleh Ibu Megawati sering disebut sebagai politik membangun peradaban,” tutur Hasto.

Hasto pun memaparkan bagaimana kiatnya ketika menjawab berbagai persoalan yang perspektifnya sangat luas tersebut.

“Selain berpedoman pada ideologi Pancasila, sikap politik Partai, sejarah perjuangan bangsa, pemikiran Bung Karno dan Ibu Megawati Soekarnoputri, juga menjalankan apa yang menjadi “Resep Megawati”. Dalam komunikasi politik, resep dari Ibu Megawati jelas, bahwa apa yang kita suarakan antara alam pikir dan alam rasa harus satu. Itulah kebenaran dalam politik,” tandas Hasto.

Hasto mengungkapkan bahwa dalam situasi pandemi Covid-19 sangat memengaruhi pergerakan dan kegiatannya selama hampir lebih satu setengah tahun. Apalagi kini Pemerintah memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

“Sebenarnya “gatal” ingin mengunjungi kantor partai di daerah. Berdialog secara langsung dengan anak ranting, ranting dan PAC serta tiga pilar PDI Perjuangan. Tapi kini aktivitas itu tak bisa dilakukan karena situasi yang tak memungkinkan,” terangnya.

Selain mengorganisir kegiatan partai atau rapat DPP secara online atau daring, Hasto kini mengaku mulai sibuk menyiapkan disertasi. Untuk diketahui Hasto sedang mengambil program doktoral di Universitas Pertahanan tentang geopolitik Soekarno.

“Kegiatan rutin menghadap Ibu Megawati selaku ketua umum, biasanya pagi. Kadang juga dilanjutkan sore hari. Berdiskusi dan melaporkan situasi dan perkembangan dari daerah,” kata Hasto.

Hobinya bersepeda pun kini harus direm karena melonjaknya kasus Covid-19. Padahal belakangan ini Hasto sanggup mengayuh sepedanya lebih 70 KM. Bahkan bulan lalu, di sela-sela kegiatan partai di Yogyakarta, Hasto menempuh perjalanan bersepeda sejauh 102 KM.

“Hari-hari ini kembali olah raga dengan sepeda statis saja sambil mendengarkan musik yang bernada riang. Semoga imunitas tubuh selalu terjaga,” ujar Hasto yang kerap memakan sirih dan jambu merah.

“Saya seperti hampir semua orang punya harapan dan doa yang sama. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Semua anak bangsa hendaknya bergotong royong saling memberikan energi positif guna melewati pandemi Covid-19. Mari mendukung langkah-langkah yang ditempuh Pemerintah,” pinta Hasto.


Semakin bertambah usia, Hasto ingin terus mewarisi api semangat dari Bung Karno dan Megawati.

“Ide, pemikiran dan gagasan Bung Karno untuk Indonesia dan dunia selalu relevan sepanjang zaman. Itu juga menjadi motivasi saya mengangkatnya dalam disertasi saya nanti,” kata Hasto.

Sementara itu, salah satu tim penyusun buku digital Berpolitik Membangun Peradaban, Ramond Dony Adam, mengagumi kemampuan Hasto dalam merespons isu dan mengeluarkan pernyataan media.

“Pak Hasto sangat responsif dan terukur dalam memberikan pernyataan kepada media. Penguasaan atas ide, ajaran dan gagasan Bung Karno serta arahan Ibu Megawati sangat kental dalam setiap pernyataannya,” kata Dony.

Pemuda asal Aceh ini berharap lewat buku digital ini, kutipan pernyataan Sekjen PDI Perjuangan atas sejumlah topik dan bidang masalah, semakin mudah diketahui publik termasuk kalangan milenial.

“Harapannya dengan membaca buku digital ini, generasi muda bisa memahami dan mengetahui secara garis besar bagaimana sikap PDI Perjuangan baik terhadap isu nasional maupun internasional,” kata Dony yang kerap memdampingi Sekjen PDI Perjuangan itu. [CHA]