Dua gadis dayak sekitar tahun 1930 menggunakan penutup kepala tatupung.

Suluh Indonesia – Beragam suku, budaya, bahasa, busana dan kain warisan leluhur banyak terdapat di Indonesia. Busana paling detail seperti penutup kepala yang digunakan oleh perempuan Nusantara pun, jika diperhatikan, ada banyak jenisnya. Berbagai penutup kepala itu memiliki filosofi dan tata cara penggunaannya yang mencerminkan “budaya timur” masyarakat Indonesia.

Dalam acara Pembukaan Penyelenggaraan Festival Penutup Kepala Perempuan Nusantara yang berlangsung secara daring pada Rabu, 18 Agustus 2021, Komnas Perempuan menunjukkan beberapa jenis penutup kepala perempuan dari berbagai daerah di Indonesia.

Yuk kita kenal lebih dalam apa saja penutup kepala asli Nusantara yang dikenalkan Komnas Perempuan:

1. Jong Bayan

Jong Bayan adalah penutup kepala perempuan masyarakat Bayan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Biasanya Jong digunakan saat acara adat. Apabila Jong tidak digunakan pada saat yang tepat, masyarakat lokal mempercayai ada dampak negatif yang mengancam, seperti sakit, rezeki berkurang, hingga berumur pendek.

Pemakaiannya cukup sederhana, dengan membagi dua hingga membentuk segitiga lalu diikatkan ke kepala. Selanjutnya, benang diujung kain yang merupakan tali pengikat harus dibalutkan ke depan kepala sampai habis. Bentuk segitiga ini bermakna seperti gunung. Gunung merupakan sumber kehidupan makhluk di bumi ini.

Jong digunakan sejak turun temurun dan sering digunakan pada acara ritual antara lain: 1. Maulid adat Bayan; 2. Ritual menumbuk padi; 3. Ritual mencuci beras saat ingin melaksanakan ritual adat.

2. Bulang

Penutup kepala Bulang berasal dari Simalungun, Sumatera Utara. Ada empat jenis Bulang yang bisa digunakan, yaitu Bulang Sulappei, Bulang Teget, Bulang Salalu/Hurbu, dan Bulang Suyuk. Semua Bulang memiliki bahan dasar dan makna yang sama.

Semuanya bermakna yang memakai adalah perempuan yang telah menjadi inang atau ibu. Yang membedakan hanyalah cara memakainya.

Baca juga: Denyut Sakral Sang Penenun dari Tana Humba