Koran Sulindo – Di tengah perdebatan sengit tentang hak perempuan untuk mengunjungi kuil di India, jutaan perempuan di negara bagian Kerala, India selatan berbaris membentuk rantai manusia sepanjang 620km.
Panitia acara mengatakan sedikitnya lima juta perempuan terlibat dalam aksi di awal tahun itu dan secara signifikan melampaui perkiraan partisipasi tiga juta orang.
Didukung pemerintah negara bagian, pegawai juga terlibat dalam demonstrasi. Pemerintah Kerala juga menunda ujian universitas dan menutup sekolah selama setengah hari agar para siswa dapat berpartisipasi.
Kerala adalah rumah bagi kuil Sabarimala dari abad ke-12, secara tradisional melarang wanita usia menstruasi antara 10 hingga 50 tahun memasuki kuil untuk menghormati sifat selibat dewa Ayyappan.
Tradisi tersebut diabadikan sebagai hukum melalui putusan Pengadilan Tinggi Kerala tahun 1991.
Namun, aturan tersebut ditolak Mahkamah Agung India bulan September lalu dengan alasan melanggar undang-undang kesetaraan gender.
Putusan Mahkamah Agung itu segera memicu kemarahan partai nasionalis Hindu yang berkuasa di India, Bharatiya Janata Party (BJP) yang para pendukungnya mengancam bakal menyerang wanita yang mencoba memasuki kuil itu.
Partai Komunis India yang mempelopori pemerintah koalisi, mengatakan demonstrasi hari Selasa itu diselenggarakan untuk ‘memerangi pemecah belah’ dari BJP dan organisasi mentor ideologisnya Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS).
Menegaskan kunjungan mereka, Kepala Menteri di Kerala Pinarayi Vijayan mengatakan tindakan tersebut dilindungi undang-undang. “Adalah fakta bahwa para wanita memasuki kuil. Polisi terikat untuk memberikan perlindungan kepada siapa pun yang ingin beribadah di kuil.”
Vijayan menyebut usaha untuk memasuki kuil merupakan bagian dari perjuangan kelas partai dan menyebut bahwa ‘tembok wanita’ diperlukan untuk melindungi tradisi kebangkitan negara.
Sementara itu, anggota parlemen BJP di Kerala menuding rantai manusia itu menunjukkan sikap pemerintah negara bagian yang berusaha memecah belah orang berdasarkan garis agama.
Demonstrasi itu terjadi kurang dari seminggu setelah kelompok sayap kanan yang didukung BJP mengorganisir rantai manusia mereka sendiri memprotes putusan Mahkamah Agung.
Beberapa ribu pendukung Ayyappan, termasuk sebagian besar wanita ikut serta dalam protes tersebut.
Hari ini, dua wanita berusia di bawah 50 tahun berjalan menuju kuil Sabarimala sebelum fajar hari Rabu, menjadi wanita pertama melakukannya setelah Mahkamah Agung mengakhiri larangan memasuki kuil.
Bindu dan Kanaka Durga, keduanya berusia awal 40-an memasuki kuil di puncak bukit pagi ini sekitar pukul 3.45 pagi. Sebuah video yang diakses oleh NDTV menunjukkan para wanita bergegas ke kuil, berpakaian serba hitam dan dikawal oleh polisi.
Para wanita memulai perjalanan menanjak ke kuil sekitar tengah malam, dan sampai sedikit sebelum jam 4 pagi lantas berdoa kepada Dewa Ayyappan. Para wanita itu dilindungi sekelompok kecil polisi baik mereka yang seragam maupun berpakaian sipil.
Bindu, adalah seorang dosen perguruan tinggi dan aktivis sementara Kanaka Durga, adalah seorang pegawai pemerintah yang datang ke Sabarimala. Sebelumnya, pada 24 Desember 11 aktivis perempuan yang berusaha mencapai kuil itu dikejar oleh mereka yang setuju dengan pembatasan.
Kedua wanita itu mencoba mengunjungi Sabarimala pada minggu terakhir bulan Desember, tetapi dihadang oleh protes besar-besaran. Kuil dibuka kembali pada tanggal 30 Desember untuk festival Makaravilakku.
Sekelompok pemrotes juga tampak berada di sekitar kuil tersbeut.
Sebelumnya, dua wanita lain berhasil mencapai tempat kuil Sabarimala pada bulan Oktober, berkat perlindungan lebih dari 100 polisi, namun dipaksa mundur setelah konfrontasi dengan pengunjuk rasa di luar kuil.[TGU]