Tahun Baru Imlek, atau yang dikenal sebagai Festival Musim Semi di China, membawa serta tradisi yang kaya dengan sejarah panjang dan mitos yang memikat. Merupakan peristiwa terpenting bagi warga etnis Tionghoa di seluruh dunia, perayaan ini telah menjadi warisan turun temurun selama sekitar 3.500 tahun.
Dalam keberlanjutan tradisi panjang ini, Tahun Baru Imlek memuat cerita dan mitos yang menarik, salah satunya tentang Nian, makhluk buas mirip singa bertanduk runcing yang konon hidup pada zaman peradaban China kuno. Menurut Wang Qixia, seorang pengajar bahasa China di University of Edinburgh, Nian tinggal di dasar laut dan muncul setiap akhir tahun penanggalan China untuk memangsa ternak dan manusia. Untuk mengusir Nian, orang-orang melakukan berbagai upaya seperti makan lebih dini, mengunci kandang ternak, dan mengungsi ke pegunungan.
Legenda mencatat bahwa sebuah kampung yang dihantui Nian akhirnya mendapat pertolongan dari seorang kakek berambut abu-abu. Meskipun kakek itu berjanji melawan Nian, warga kampung masih mengungsi sebelum malam tiba. Dengan keberanian dan trik pintar, kakek itu berhasil mengusir Nian dengan warna merah, cahaya terang, dan petasan. Tradisi memasang benda berwarna merah seperti lentera merah, menyalakan petasan, dan begadang untuk memantau kedatangan Nian berasal dari peristiwa tersebut.
Asal usul Tahun Baru Imlek dapat ditelusuri hingga Dinasti Shang (1600-1046 SM). Sejak awal, orang-orang mengadakan upacara pengorbanan untuk menghormati dewa dan leluhur di pergantian tahun. Meskipun belum diketahui secara pasti kapan tradisi ini dimulai, istilah “Nian” pertama kali muncul pada Dinasti Zhou (1046-256 SM), ketika persembahan korban kepada leluhur dan dewa menjadi kebiasaan umum.
Dalam perkembangannya, kegiatan perayaan semakin populer pada Dinasti Han (202 SM – 220 M), dengan penetapan tanggal festival pada hari pertama dan bulan pertama dalam kalender lunar China. Pada dinasti Wei dan Jin (220-420 M), selain beribadah kepada dewa dan leluhur, masyarakat mulai menghibur diri dengan membersihkan rumah, makan malam bersama keluarga, dan begadang di Malam Tahun Baru.
Perkembangan ekonomi dan budaya pada dinasti Tang, Song, dan Qing membawa kegemilangan pada Festival Musim Semi. Kebiasaan modern seperti menyalakan petasan, mengunjungi sanak saudara, menikmati pertunjukan naga dan barongsai, serta merayakan dengan makan pangsit bermula dari masa tersebut. Tahun Baru Imlek tidak hanya menjadi perayaan tradisional, tetapi juga menandai perpaduan antara sejarah yang mendalam dan kehidupan yang dinamis di China. [UN]