Warga merasa gatal-gatal akibat air bersih dicemari air limbah sampah TPA Kopi Luhur Cirebon [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat semakin mengganggu kesehatan warga sekitar. Sampah yang telah menggunung itu menimbulkan bau tak sedap dan mencemari air bersih warga Sumur Wuni 01/07.

Karenanya, air sumur warga tercampur limbah. Itulah yang dialami Wisnu, warga Sumur Wuni RT 01/07 dan mengeluhkan serapan air sumur yang tercemari air limbah sampah TPA Kopi Luhur. Wisnu bersama keluarga pun menjadi korban. Badannya dipenuhi bintik-bintik.

“Ada bentol di seluruh badan, dikira cacar, tetapi pas diperiksa menurut bidan setempat mengatakan bahwa itu akibat air sumur yang tercemar air limbah sampah,” kata Wisnu saat dihubungi, Jumat (11/7).

Ia menuturkan, sebelum anaknya, ada warga Cibogo yang mengeluhkan hal serupa kepada bidan. Bidan tersebut menyebutkan itu semua karena air di wilayah Sumur Wuni sudah tercampur bakteri, sehingga tidak layak dikonsumsi.

Wisnu karena itu berharap Kota Cirebon bisa memikirkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Terlebih pemerintah Cirebon seolah-olah tak peduli dengan dampak menggunungnya sampah di TPA tersebut.

Gatal
Dikatakan Wisnu, putrinya bernama Anye mengalami gatal-gatal disertai nanah selama sekitar seminggu ini. Awalnya ia mengira itu cacar air. Rupanya setelah sepekan lebih ia curiga anaknya tidak terkena cacar air. Karena itu, ia langsung membawa anaknya ke bidan terdekat.

Setelah anaknya, istrinya juga mengalami hal serupa. Setelah dibawa ke bidan terdekat, anak dan istrinya didiagnosa mengalami gatal-gatal sebagai dampak air limbah sampah yang telah bercampur dengan air sumur warga.

Bidan lantas mengimbau agar tidak mengkonsumsi air sumur. “Kalau bisa jangan mengkonsumsi air sumur lagi, karena air di wilayah saya, Surapandan, Kelurahan Argasunya juga sudah tercemar,” kata Bidan Enny secara terpisah.

Bidan Enny bercerita, pihaknya telah memeriksa kandungan air di sekitar wilayah rumahnya. Walhasil, ia terkejut. Pasalnya, air yang sehari-hari ia gunakan rupanya telah tercemar air limbah sampah.

Desa Sumur Wuni dan TPA Kopi Luhur hanya berjarak sekitar 1 kilometer. Sementara dari Desa Surapandan berjarak sekitar 2 kilometer. Karena jaraknya yang relatif dekat sehingga air limbah sampah tampaknya telah mencemari sumur-sumur warga sekitar.

“Sampah ini masalah krusial, seharusnya mereka (pemerintah) bisa memikirkan solusinya. Jangan membunuh warga secara perlahan-lahan akibat sampah ini,” kata Wisnu.

Derita warga, kata Wisnu, sepertinya tak dipedulikan pemerintah Kota Cirebon. Terlebih TPA tersebut bisa menjadi sumber penyakit lainnya seperti DBD, gatal-gatal batuk, sesak napas dan lain-lain. Karena itu, keberadaan TPA Kopi Luhur seharusnya perlu ditinjau ulang. [KRG]