Amien Rais

Koran Sulindo – Penolakan Ustaz Abdul Somad Batubara pada rekomendasi ijtimak ulama sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto bakal menuai teguran.

Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengatakan bakal menegur Abdul Somad karena sikapnya tersebut. Menurutnya, kesempatan membenahi negara mestinya jangan ditolak.

Apalagi ustaz itu dianggap memiliki punya banyak kelebihan termasuk dari sisi agama yang dianggapnya sangat baik.

Amien menganggap sikap Abdul Somad itu mirip-mirip dengan Nabi Yunus.

“Andaikata saya ketemu Pak Abdul Somad, akan saya ingatkan, jangan (seperti) Nabi Yunus, kata Amien di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/7).

“Beliau ahli agama, lebih bagus dari saya, ini mudah-mudahan ada yang terdengar (oleh) Abdul Somad, mudah-mudahan ada perubahan.”

Lebih lanjut bekas Ketua MPR itu menyebut Abdul Somad adalah sosok kritis yang dianggap peduli dengan keadaan bangsa. Amien menyebut dengan berkuasa di pemerintahan, Abdul Somad dapat mewujudkan kritik-kritiknya tersebut.

“Daripada beliau selalu hanya lisan, saatnya ini beliau punya otoritas kekuasaan yang telanjang untuk kemudian mencari sesuatu yang kejernihan, bukan? Tapi kekuasaan bentuknya otoritas sebagai wapres,” kata Amien.

Amien menambahkan sampai saat ini dirinya mengaku belum paham dengan alasan Abdul Somad menolak penunjukkan itu.

Seperti diketahui, ijtimak ulama merekomendasikan duet Prabowo Subianto dengan Abdul Somad Batubara atau duet Prabowo Subianto-Salim Segaf Al-Jufri. Mereka didapuk ulama untuk maju pada Pilpres 2019.

Amien Rais menyebut, dirinya lebih condong memilih dan mendorong opsi duet yang pertama yakni Prabowo-Somad. Menurutnya, nama Abdul Somad termasuk paling populer di Indonesia saat ini.

Namun, penunjukan sebagai calon cawapres itu ditampik Abdul Somad. Melalui akun Instagramnya, @ustadzabdulsomad, ia justru mengunggah poster yang berisi wajah Prabowo Subianto dan Salim Segaf Aljufri.

Dalam poster itu pasangan tersebut disebutnya sebagai ‘DUET MAUT TENTARA-ULAMA Pimpin & Jaga NKRI.’

“Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah nabi dalam diri Habib Salim,” tulis Abdul Somad.

Seimbang yang disebutnya itu termasuk mencakup Jawa-non-Jawa, nasionalis-religius dan plus barokah darah Nabi dalam diri Habib Salim.

Ia justru mengatakan ingin fokus di bidang pendidikan dan dakwah dan tetap berkomunikasi dengan Habib Salim atau Prabowo. Ia menyebutnya tetap ingin mejadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara.

“Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian Sahabat ingin membaiat Abdullah -anak Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu,” tulis Abdul Somad mentamsilkan penolakannya itu.[TGU]