SETIAP HARI, informasi penting tentang kesehatan tentang diri anda dibuang ke toilet – secara harfiah. Pergerakan usus mengandung harta karun berupa biomarker yang dapat mengungkap beragam kondisi, mulai dari kekurangan makanan hingga penyakit mematikan, termasuk COVID-19.
“Menilai kotoran dapat membantu dokter mendeteksi jenis kanker tertentu, memberikan wawasan tentang mikrobioma, dan memberikan pandangan yang lebih dalam tentang nutrisi dan kebiasaan gaya hidup,” kata Jessie Ge, MD, dari Departemen Urologi di Stanford University School of Medicine.
Hal tersebut dapat membantu dokter menyesuaikan perawatan untuk sindrom iritasi usus besar atau penyakit radang usus, katanya. Dan banyak lagi lainnya.
“Saya bahkan tidak tahu berapa banyak kondisi yang bisa diperiksa,” kata Ge, “karena ada begitu banyaknya.”
Masalahnya adalah metode penilaian tinja saat ini mahal, tidak nyaman, dan agak kotor. Banyak tes membuat Anda buang air besar di nampan, mengambil sampel, dan mengirimkannya ke laboratorium. Ini menciptakan penghalang besar untuk digunakan, karena pasien harus sangat termotivasi untuk melakukannya.
Salah satu solusinya, menurut Ge dan ilmuwan lainnya, adalah menciptakan “toilet pintar” yang dapat menangkap sampel berkualitas laboratorium di mana mereka pertama kali diturunkan. Dengan begitu, dokter dan pasien mereka dapat memperoleh wawasan penting dengan sedikit atau tanpa tindakan yang diperlukan.
Faktanya, sebuah makalah baru-baru ini yang ditulis Ge dan yang lainnya di jurnal Nature menjelaskan bagaimana toilet pintar dapat menjadi alat berikutnya untuk memantau COVID-19 dan menjaga agar virus tetap terkendali.
Ide Toilet Cerdas
Orang dapat berargumen bahwa kami telah membuat toilet hampir sejak kami menemukannya. Sir John Harrington datang dengan toilet flush modern pada tahun 1596, dan pada tahun 1700-an, orang Eropa menyempurnakannya dengan bidet dan fitur mewah lainnya.
Maju cepat beberapa abad, dan kami telah menambahkan lebih banyak lagi. Toilet hari ini tidak hanya akan mencuci, menghangatkan, dan mengeringkan Anda; mereka akan membiarkan Anda menyinari target, memutar musik, dan menambahkan aromaterapi – semuanya dapat diatur dengan nyaman dari perangkat seluler Anda.
Tapi toilet pintar yang ditulis Ge dan rekan-rekannya di Nature akan melangkah lebih jauh: memeriksa kesehatan Anda.
Almarhum Sanjiv “Sam” Gambhir, MD, PhD, adalah pelopor awal dalam teknologi toilet pintar, sejak tahun 1980-an. Tujuannya adalah untuk memfokuskan perawatan kesehatan pada deteksi dini dan pencegahan, yang dikenal sebagai kesehatan presisi. Hari ini, seorang rekan Gambhir, Seung-min Park, PhD, melanjutkan pekerjaannya. (Park adalah rekan penulis dan ilmuwan data utama di makalah Ge.)
Park merancang Kanaria, sebuah prototipe toilet pintar yang menganalisis urin dan feses. Kanaria dapat menilai jumlah, frekuensi, warna, dan konsistensi; mengidentifikasi adanya darah atau lendir; dan melacak perubahan dari waktu ke waktu.
Toilet pintar lainnya juga menggunakan teknologi pemindaian untuk memeriksa tinja untuk darah atau masalah lainnya. Misalnya, para peneliti di Duke University pada tahun 2021 meluncurkan versinya, yang menganalisis konsistensi tinja dan keberadaan darah.
Tetapi konsep toilet pintar baru Park bahkan melangkah lebih jauh, katanya, dengan menggunakan sistem analisis dan pengambilan sampel tinja otomatis yang dapat mengidentifikasi penyakit tertentu – termasuk, katanya, COVID-19.
Toilet Pintar dan COVID-19
Para ilmuwan sudah memeriksa air limbah untuk COVID-19. Meskipun ini memungkinkan pejabat kesehatan masyarakat untuk melihat perubahan di antara komunitas, namun tidak memberikan wawasan bagi individu.
Konsep toilet pintar baru Park, dijuluki Toilet Coronavirus: Integrated Diagnostic (COV-ID), akan mencakup lengan mekanis yang dapat mengumpulkan dan menguji sampel virus. Pengguna pertama-tama akan menyetujui tes dengan memindai kode QR dengan ponsel cerdas mereka. Hasil akan tersedia dalam 15 menit.
Ide besarnya bukan hanya untuk mendiagnosis pasien, tetapi untuk “memahami virus dalam studi epidemiologis,” kata Park.
“Pengujian tinja yang sering dan luas untuk keberadaan RNA (ribonucleic acid: senyawa yang merupakan bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik) terkait COVID dapat membantu sains lebih memahami bagaimana virus berperilaku,” katanya.
Misalnya, mengambil beberapa sampel dari satu orang akan memungkinkan para ilmuwan untuk memantau penyebaran virus saat penyakit berkembang dan berakhir. Ini mungkin memberikan petunjuk tentang misteri COVID, seperti mengapa beberapa orang yang memilikinya tidak menunjukkan gejala dan yang lain, yang dikenal sebagai COVID panjang, mengalami gejala selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Akankah Toilet Pintar Segera Hadir di Kamar Mandi Sekitar Kita?
Toilet pelacak COVID Park dan rekan-rekannya membayangkan dapat tersedia dalam 3 tahun ke depan, asalkan pendanaan yang tepat dan ada persetujuan FDA (The Food and Drug Administration). Sementara itu, beberapa prototipe toilet pintar sudah ada dan akan tersedia untuk umum dalam satu tahun atau lebih, kata Park.
Model ini mengumpulkan informasi umum seperti waktu duduk, waktu buang air besar pertama, warna buang air besar, dan data skala Bristol (ukuran bentuk dan konsistensi). Ini dapat mengungkap perubahan fisik dan perilaku yang mungkin perlu dilakukan seseorang untuk meningkatkan kesehatannya, seperti minum lebih banyak air atau makan lebih banyak serat. [KY]