Ilustrasi, Foto Dok.Koarmada II
Ilustrasi, Foto Dok.Koarmada II

Guna memperkuat pengamanan ibu kota negara (IKN) Nusantara TNI Angkatan Laut akan mengubah Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur menjadi Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal).

Perubahan ini guna mempertebal kekuatan pertahanan laut seiring pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Untuk pembangunan Lantamal Balikpapan, TNI AL juga mendapatkan lahan yang dihibahkan pemerintah daerah Balikpapan untuk pembangunan Lantamal berikut fasilitasnya.

“Pembangunan (Lantamal Balikpapan) tersebut akan masuk dalam perencanaan tahun 2023,” kata KSAL Laksamana Yudo Margono saat meninjau lahan hibah di Balikpapan, Rabu (29/6/2022).

Yudo menyatakan, rencana pembangunan tersebut sesuai dengan pertimbangan strategis bahwa fungsi Lantamal di Balikpapan nantinya sebagai pengamanan IKN. Untuk itu, TNI AL akan terus memperbaiki dan mengembangkan fasilitas pangkalan dan membangun kekuatan untuk menjawab tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks.

Yudo juga berkomitmen untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan lebih baik.

Hal ini dilakukan untuk kebutuhan prajurit dan operasional organisasi di seluruh jajaran TNI AL. Sebagai informasi, Lanal Balikapapan saat ini berada di bawah Lantamal XIII Tarakan. Keduanya merupakan satuan di bawah kendali Komando Armada II (Koarmada II) yang bermarkas di Surabaya, Jawa Timur.

Posisi IKN rawan

Pemerintah mengakui wilayah IKN Nusantara memiliki kerentanan jika ditinjau dari sisi pertahan dan letak geografisnya. Hal itu disampaikan oleh mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro ketika menjadi saksi mewakili pemerintah dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) Mei lalu.

“Kalau melihat kondisi saat belum ada IKN di daerah tersebut, sebenarnya wilayah (Penajam) agak rawan dari segi pertahanan karena praktis tidak ada kesatuan yang cukup kuat untuk bisa menjaga wilayah pertahanan di Kaltim,” ungkap Bambang pada Rabu (18/5).

Letak geografis IKN Nusantara berada pada jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia 2 (ALKI 2) yang berbatasan langsung dengan Selat Lombok dan juga Selat Makasar. Selain itu, posisi IKN juga relatif tidak jauh dari negara tetangga seperti Malaysia dan di utara dengan Filipina sehingga relaitf rawan jika terjadi perang.

“Atas dasar itu dengan rencana kami membentuk IKN Nusantara, Kaltim yang akan menjadi provinsi ibu kota negara akan disiapkan langsung pangkalan angkatan udara (AU) untuk jet tempur dan juga pangkalan angkata laut (AL) di dekat Balikpapan,” ungkap Bambang.

Selain pembentukan pangkalan AU dan AL, Bambang menegaskan, berdasarkan kajian keamanan yang telah dilakukan, pemerintah juga berencan untuk melakukan pengerahan pasukan angkatan darat (AD) untuk menjadi bagian pertahanan wilayah IKN. Hal itu dilakukan untuk membentengi IKN dari seluruh ancaman keamanan yang muncul dari luar.

“Jadi memang suatu ibu kota harus dibentengi secara menyeluruh. mengenai kajian regional pada waktu itu sudah di bahas oleh para pakar dan dinyatakan selama kita benar-benar memperkuat wilayah pertahanan tersebut di wilayah ibu kota tersebut maka sebenarnya itu sudah relatif aman,” ungkapnya.

Bambang juga menegaskan bahwa sebetulnya di era perang modern, posisi atau letak geografis sebuah ibu kota negara tidak terlalu signifikan. Teknologi perang saat ini semakin mempermudah sebuah kota untuk dijadikan sasaran-sasran peluru kendali jarak jauh.

“Di manapun lokasi yang akan diincar untuk dijadikan target peluru kendali praktis tidak lagi relevan karena sistem perang yang sudah canggih,” ungkap Bambang. [PAR]