Ilustrasi: Prabowo Subianto dalam acara reuni 212 di Monas, Minggu (2/12/2018)/akun TRIBUN-VIDEO.COM di Youtube.

Koran Sulindo – Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma”ruf Amin, Lukman Edy, menyayangkan sikap calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto marah-marah kepada media massa di Indonesia karena pemberitaan soal aksi Reuni 212. Menurut Lukman, sikap Prabowo itu menunjukkan karakter aslinya.

“Saya mengatakan pelan-pelan kan akhirnya karakter Pak Prabowo itu muncul, karakter ingin mendikte media, karakter ingin mem-framing media,” kata Lukman Edy di Posko Cemara, Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Karakter demikian adalah karakter seperti 20-an tahun lalu di era rezim Soeharto. Kala itu media massa dibungkam.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu mengingatkan Prabowo bahwa zaman sudah berubah.

“Yang bisa dilakukan era Soeharto sekarang sudah tak bisa. Terlebih pers adalah salah satu pilar demokrasi,” kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal di era Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Menurut Lukman, sejatinya yang harus dipahami oleh Prabowo bahwa media massa punya tanggung jawab menyampaikan fakta apa adanya. Tak mungkin media massa menutup mata dan telinga terhadap fakta di lapangan.

Bila kemudian framing yang hendak ditekankan pihak Prabowo tak bisa diterima pihak media massa, maka seharusnya tak boleh ada paksaan.

“Jadi jangan memandang media ini dengan kaca mata subyektifitas. Biarkan media ini tumbuh dengan subyektifitasnya sendiri, dengan cara pandangnya sendiri. Karena ini tanggung jawab media untuk membangun demokrasi kita,” kata Lukman.

Sebelumnya, sejumlah media melaporkan Prabowo Subianto menuding pemberitaan di media sebagian besar memublikasikan berita bohong. Prabowo bahkan menyebut pers adalah antek-antek orang yang ingin menghancurkan Republik Indonesia.

“Pers ya terus terang saja banyak bohongnya dari benarnya. Setiap hari ada kira-kira lima sampai delapan koran yang datang ke tempat saya. Saya mau lihat bohong apalagi nih,” kata Prabowo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2018).

“Enggak usah saya sarankan kalian hormat sama mereka lagi, mereka hanya anteknya orang yang ingin menghancurkan Republik Indonesia,” kata Prabowo.

Kekesalan Prabowo didasari minimnya publikasi acara Reuni 212 yang ia hadiri. Prabowo menuding sikap media-media yang tidak memberitakan acara Reuni 212 tidak objektif.

“Ada belasan (juta) mereka enggak mau melaporkan, mereka sebagai wartawan telah mengkhianati tugas sebagai jurnalis. Kau sudah tidak berhak menyandang predikat jurnalis lagi,” kata Prabowo. [CHA]