Erupsi Gunung Anak Krakatau - ( AFP/STR)
Erupsi Gunung Anak Krakatau - ( AFP/STR)

ERUPSI gunung api di Indonesia kerap sekali terjadi, hal ini disebabkan ndonesia berada di wilayah lingkaran api (Ring of Fire) pasifik atau cincin api pasifik dimana merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Austalia, Lempeng Eurasia dan Lempek Pasifik.

Zona Ring of Fire ini meliputi serangkaian gunung berapi bawah laut dan lokasi gempa bumi di sekitar tepi Samudra Pasifik. Pada zona Ring of Fire terdiri dari lebih dari 450 gunung berapi.

Daerah Ring of Fire di Indonesia terbentang sepanjang 700 kilometer persegi. Mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Indonesia tercatat memiliki 127 gunung berapi yang aktif dapat meletus sewaktu-waktu.

Pengertian dan tipe erupsi gunung api

Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, erupsi adalah peristiwa keluarnya magma dari gunung api menuju permukaan bumi. Erupsi yang dikeluarkan bisa berupa efusif maupun eksplosif.

Ada beberapa jenis erupsi gunung berapi berdasarkan kuatnya letusan dan diantaranya adalah sebagai berikut.

Erupsi Plinial

Plinial merupakan jenis letusan dahsyat yang mengakibatkan kerusakan para terhadap wilayah di sekitarnya. Letusan ini dapat berlangsung beberapa jam bahkan beberapa hari. Magma pada letusan ini sangat kental dan memiliki kandungan gas yang sangat tinggi.

Letusan tipe Plinian bisa menghilangkan seluruh puncak gunung, seperti yang terjadi pada Gunung St Helens pada 1980. Namun, durasinya cukup singkat, kurang dari sehari atau beberapa hari. Beberapa gunung berapi yang mempunyai karakteristik letusan tipe Planian yaitu Krakatau (Indonesia, 1883) dan Tambora (Indonesia, 1815).

Erupsi Hawaiian

Erupsi ini berupa letusan yang tidak terlalu eksplosif ataupun merusak karena tidak terlalu banyak mengeluarkan materi piroklastik ke udara, Lavanya tidak terlalu kental, dan kandungan gasnya rendah.

Hawaiian berasal dari kata Hawaii, pulau vulkanik di tengah Samudera Pasifik yang mempunyai gunung dengan tipe erupsi khas hawaiian. Ciri erupsi tipe Hawaiian adalah adanya erupsi lava cair yang berasal dari kawah dalam waktu cukup lama.

Lava yang membentuk erupsi tipe Hawaiian ini berjenis basalt. Dari bentuk fisiknya, gunung dengan tipe erupsi Hawaiian mempunyai bentuk perisai, dalam arti bahwa tubuh gunung jauh lebih besar dari tinggi gunung.

Erupsi Strombolian

Jenis letusan ini mempunyai bentuk yang menarik dan tidak terlalu berbahaya. Ledakannya menimbulkan dentuman seperti bom namun letusannya relatif kecil.

Ciri-ciri erupsi jenis Strombolian berasal dari gas dan fragmen-fragmen atau serpihan magma. Material yang diletuskan jatuh kembali ke dalam kawah atau di sekitar bibir kawah.

Pada saat terjadi erupsi yang lebih besar, lava mengalir ke lereng di sekitarnya. Erupsi gunung api tipe strombolian terjadi apabila material padat yang terhamburkan kurang lebih setara dengan material yang mengalir sebagai aliran lava. Gunung api tipe strombolian mempunyai kawah, biasanya berbentuk lingkaran.

Erupsi vulkanian

Tipe erupsi ini disertai dengan ledakan-ledakan pendek yang mengeluarkan abu tepra serta gumpalan-gumpalan piroklastik seukuran bola sepak ke udara. Umumnya letusan ini tidak disertai dengan aliran lava.

Erupsi Tipe Pelean

Tipe ini dinamai sesuai dengan letusan Gunung Pelee di Pulau Martinique, kawasan Karibia, tahun 1902. Jenis erupsi ini menyerupai letusan Vulkanian, hanya saja terdapat campuran gabungan lava dan tingkat gas yang tinggi. Saat erupsi, lava tersebut cenderung encer dan mengalir dengan kecepatan tinggi sehingga sangat membahayakan.

Erupsi Tipe Merapi

Letupan tipe ini diambil dari letusan gunung Merapi. Tipe letusan ini biasanya terjadi pada gunung api tipe andesit yang berbentuk kerucut. Fragmen-fragmen guguran lava terbentuk ketika kubah lava tidak stabil pada gunung api. [JAF]