Ilustrasi: Beras Bulog/setkab.go.id

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengambil kebijakan menaikan harga pembelian beras pemerintah atau HPP. Kebijakan ini disebut agar Bulog memiliki daya tawar untuk membeli dari petani atau pedagang.

Kenaikan HPP juga ditujukan agar serapan untuk cadangan beras pemerintah (CBP) bisa memenuhi target. Sebagaimana diketahui musim panen akan segera tiba sehingga menjadi kesempatan baik bagi Bulog meningkatkan serapan untuk CBP.

Penetapan kenaikan HPP bersifat sementara sebagaimana tertuang dalam dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 62 Tahun 2023 tentang Fleksibilitas Harga Gabah atau Beras dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.

Adapun dalam Surat Keputusan itu dinyatakan fleksibiltas harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dapat dibeli oleh Bulog sampai dengan harga Rp 5.000 per kilogram (kg). Selanjutnya, harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp 6.200 per kg per kg, GKG di gudag Bulog sebesar RP 6.300 per kg dan beras di gudang Bulog Rp 9.950 per kg.

Sebelumnya, HPP yang digunakan Bulog dalam menyerap gabah maupun beras petani diatur dalam Permendag Nomor 24 Tahun 2020, yaitu GKP tingkat petani Rp 4.200 per kg, GKP tingkat penggilingan Rp 4.250 per kg, GKG tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg, dan beras medium di gudang Bulog Rp 8.300 per kg.

Fleksibilitas harga yang ditetapkan mulai berlaku sejak Sabtu (11/3/2023). Penetapan fleksibilitas dilakukan karena rata-rata harga gabah dan beras lokal saat ini yang terus mengalami kenaikan.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pihaknya akan segera menerbitkan acuan baru HPP untuk gabah dan beras.

“Sesuai arahan Bapak Presiden, bahwa untuk menjaga keseimbangan harga di tingkat petai, pedagang, dan masyarakat, kami akan segera menerbitkan peraturan badan pangan nasional tentang HPP gabah/beras,” kata Arief, Senin (13/3).

Kerja sama dengan penggilingan

Peningkatan serapan beras BULOG menjadi prioritas sebagai kunci untuk ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disiapkan sebagai instrument pengendalian harga dan antisipasi kondisi kedaruratan.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, sejumlah upaya telah disiapkan untuk meningkatkan serapan beras tersebut. Antara lain, melalui penggilingan padi. Saat ini, BULOG telah membangun Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 13 lokasi untuk menambah potensi penyerapan gabah.

“Tidak hanya beras, dengan fasilitas silo yang terpasang di MRMP di 13 lokasi, BULOG juga kita siapkan untuk bisa menyerap gabah. Optimalisasi sarana MRMP ini diharapkan turut mendongkrak tingkat serapan BULOG di tahun ini,” kata Arief (9/3).

Pemerintah juga disebut sedang menghitung Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru berdasarkan usulan para stakeholder pangan nasional serta disesuaikan dengan perkembangan harga keekonomian gabah dan beras.

Dengan HPP terbaru tersebut, diharapkan BULOG akan memiliki harga yang baik untuk menyerap sehingga turut berkontribusi menjaga keseimbangan harga gabah di tingkat petani, pedagang, dan konsumen.

“Bapak Presiden menekankan agar semua pihak bersama-sama menjaga harga beras agar stabil, karena beras ini adalah salah satu komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Arief mengatakan, salah satu kunci untuk meningkatkan serapan beras BULOG adalah melalui penguatan kerja sama BULOG dengan pelaku usaha penggilingan padi, utamanya penggilingan padi skala kecil dan sedang.

“Dengan menggandeng penggilingan padi kecil dan sedang, selain mendapatkan serapan beras untuk meningkatkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), BULOG juga turut mendukung keberlangsungan usaha para penggilingan padi tersebut,” ujarnya. [PAR]