Ilustrasi: Longsor di Jawa Tengah/BNPB

Koran Sulindo – Tim SAR gabungan terus mencai 9 korban longsor di Kabupaten Purworejo dan Kebumen, Jawa Tengah terus dilakukan. Karena itu berbagai upaya dilakukan termasuk mengerahkan alat alat berat dan anjing pelacak dari kepolisian.

“Namun, kerumunan warga yang berada di lokasi longsor justru menyulitkan pencarian,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis [23/6] malam.

Bencana lonsor dan banjir yang menghantam Jawa Tengah bagian selatan pekan ini menyebabkan 56 orang tewas, 9 orang hilang, 22 orang terluka dan 395 jiwa mesti mengungsi karena rumahnya hancur diterpa longsor. Korban tewas paling banyak terdapat di Kabupaten Purworejo yang mencapai 42 orang.

Sementara korban luka mencapai 19 orang dan terluka sebanyak 6 orang. Sementara jumlah pengungsi sebanyak 353 orang itu terdapat di Desa Wironatan dan Desa Jelok. Sedangkan jumlah rumah yang rusak mencapai 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak sedang, dan 42 rumah rusak ringan.

Lalu di Banjarngera sebanyak jumlah korban tewas mencapai 6 orang. Sementara di Kebumen korban tewas mencapai 5 orang dan ada 3 korban yang masih hilang tertimbun longsor. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo dan Banyumas masing-masing 1 orang tewas akibat banjir.

Menurut Sutopo, masyarakat yang rumahnya terkena longsor dan rusak berat rencananya akan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. “Kerusakan rumah dan infrastruktur akibat banjir dan longsor di Kabupaten Purworejo diperkirakan mencapai Rp 15,73 miliar,” kata Sutopo. [Kristian Ginting]