Eks PM Pakistan Nawaz Sharif dan putrinya Maryam [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Setelah diputus bersalah atas tuduhan korupsi, mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan Nawaz Sharif ditangkap bersama Maryam, putrinya begitu tiba di Bandara Lahore, pada Jumat (13/7) malam. Sharif ketika mendengar Mahkamah Agung (MA) Pakistan menghukum dirinya atas korupsi mengaku siap menghadapi hukuman itu.

Ia bersama putrinya kembali ke Pakistan setelah menemani istrinya yang sedang berobat ke London. Ia ingin berkampanye untuk partainya yang akan menghadapi pemilihan umum Pakistan pada 25 Juli nanti. Putusan MA itu membuat partainya Partai Liga-Nawaz Muslim Pakistan (PML-N) terpukul menjelang pemilu.

Penangkapan dan kedatangan Sharif itu bersamaan dengan meledaknya bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 100 orang di Pakistan. Ledakan bom bunuh diri itu disebut serangan paling “besar” dalam 3 tahun terakhir.

“Saya sadar bahwa saya akan dipenjara. Itu risiko yang kecil untuk sebuah misi yang besar, untuk menyelamatkan suara rakyat di Pakistan,” tutur Sharif kepada Reuters sebelum pesawatnya mendarat di Lahore.

Sharif ditangkap aparat keamanan yang berseragam lengkap begitu mendarat di Lahore. Ia dihukum atas tuduhan korupsi dalam persidangan in absentia pada pekan lalu. Kedatangan Sharif bersama putrinya bukannya tanpa risiko, bahkan mungkin saja akan memengaruhi hasil pemilu pada 25 Juli nanti.

Militer Pakistan yang sedang berkuasa disebut sebagai dalang untuk mencurangi hasil pemilu. Itu semata-mata untuk dukungan yang mereka berikan kepada pemimpin oposisi Imran Khan, mantan atlet kriket nasional. Khan menilai Sharif sebagai “penjahat” yang tidak memiliki pendukung.

Penangkapan Sharif itu pun memicu bentrokan antara pendukungnya dengan ribuan barisan polisi yang dikerahkan untuk menjaga keamanan di bandara. Akan tetapi, belum ada laporan apakah bentrokan itu menyebabkan korban luka atau tewas.

Setelah penangkapan di Lahore, Sharif dan putrinya dipindahkan ke pesawat lain dan diterbangkan ke Islamabad. Sharif dan putrinya kemungkinan akan ditahan di penjara Adiala yang tak jauh dari Rawalpindi.

Menurut juru bicara PML-N Muhammad Mehdi, pemindahan Sharif dan putrinya untuk mencegah ribuan massa PML-N Lahore menyambut Sharif yang dinilai sebagai pahlawan. Massa itu dipimpin langsung Shehbaz adik kandung Sharif yang diperkirakan mencapai 10 ribu hingga 20 ribu orang. Partai Sharif juga dilarang berkampanye dengan mengerahkan massa.

Larangan itu juga mendapat tentangan dari Partai Rakyat Pakistan. Partai yang mencalonkan Bilawal Bhutto Zardari sebagai PM itu mempertanyakan mengapa pendukung Sharif dilarang untuk menghadiri kampanye. Bhutto Zardari lewat akun twitter-nya mengatakan, hak menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak dasar dalam demokrasi.

Bhutto Zardari merupakan putra dari Benazir Bhutto mantan PM Pakistan yang tewas dibunuh dalam sebuah bom bunuh diri pada 2007. Media lokal juga dilarang untuk memberitakan pernyataan yang buruk terhadap lembaga peradilan dan militer. [KRG]