Ketika mendengar nama Thor, banyak orang langsung membayangkan sosok superhero dalam film Avengers garapan Marvel. Namun, jauh sebelum menjadi pahlawan super di layar lebar, Thor adalah dewa petir dalam mitologi Nordik. Transformasi tokoh ini dari mitologi kuno hingga ke dunia modern menunjukkan bagaimana warisan budaya dapat diadaptasi ulang dan tetap relevan di berbagai era. Merangkum berbagai sumber, berikut asal-usul Thor dalam mitologi Nordik dan bagaimana karakter ini berevolusi dalam budaya populer.
Thor dalam Mitologi Nordik
Dalam kepercayaan Nordik, Thor adalah dewa petir, badai, kekuatan, dan perlindungan. Ia memiliki senjata ikonik bernama Mjollnir, sebuah palu ajaib yang hanya bisa diangkat olehnya. Mjollnir memiliki kekuatan luar biasa, dapat kembali ke tangan Thor seperti bumerang setiap kali dilemparkan. Selain sebagai dewa perang dan perlindungan, Thor juga dikaitkan dengan kesuburan serta keberkahan dalam pernikahan.
Thor digambarkan sebagai sosok pria dengan rambut merah panjang dan janggut tebal. Ia memiliki temperamen yang meledak-ledak dan sering bertindak dengan kekerasan, meskipun terkadang tindakan tersebut tidak diperlukan. Sebagai anak dari Odin, dewa kebijaksanaan dan perang, serta Jord, personifikasi bumi, Thor termasuk dalam golongan dewa Aesir yang berperan sebagai pelindung Asgard dan Midgard (alam manusia).
Thor menikah dengan Sif, dewi bumi dalam mitologi Nordik. Selain Mjollnir, ia juga memiliki Megingjord (sabuk kekuatan) dan Jarngreipr (sarung tangan besi), yang semakin meningkatkan kekuatannya. Thor bepergian dengan mengendarai kereta yang ditarik oleh dua kambing raksasa, Tanngnjostr dan Tanngrisnir. Suara guntur dipercaya berasal dari suara kereta ini melaju di langit. Nama Thor bahkan diabadikan dalam nama hari Kamis (Thursday), yang berasal dari Thor’s Day.
Thor dalam Marvel Cinematic Universe (MCU)
Karakter Thor pertama kali diperkenalkan dalam Marvel Comics sebelum diadaptasi ke dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Film Thor (2011) menjadi titik awal perjalanan sang dewa petir dalam dunia sinematik modern, diikuti oleh film-film lain seperti The Avengers (2012), Thor: The Dark World (2013), Avengers: Age of Ultron (2015), Thor: Ragnarok (2017), Avengers: Infinity War (2018), Avengers: Endgame (2019), dan Thor: Love and Thunder (2022).
Dalam versi MCU, Thor digambarkan sebagai sosok sombong yang harus belajar tentang tanggung jawab setelah diusir dari Asgard. Meskipun elemen-elemen mitologi seperti Mjollnir dan hubungannya dengan Loki tetap dipertahankan, karakter Thor dibuat lebih kompleks dan relatable dengan penonton modern. Dalam Avengers, ia menjadi bagian dari tim superhero yang mengeksplorasi tema pencarian identitas, tanggung jawab, serta pertumbuhan pribadi. Film-film Marvel juga menyoroti dinamika keluarga Thor dengan Odin dan Loki, serta pentingnya kepemimpinan yang bijaksana.
Thor vs. Zeus: Dewa Petir dalam Dua Mitologi
Thor sering dibandingkan dengan Zeus, dewa petir dalam mitologi Yunani. Keduanya memiliki kemiripan sebagai penguasa petir dan badai, tetapi terdapat beberapa perbedaan mendasar. Thor memiliki hubungan erat dengan Odin dan menghormatinya, sedangkan Zeus justru membenci ayahnya, Titan Kronos, dan akhirnya menggulingkannya. Thor menggunakan Mjollnir sebagai sumber kekuatan petirnya, sementara Zeus mampu melemparkan petir secara langsung tanpa senjata tambahan. Thor dikenal sebagai pejuang yang impulsif dan sering bertindak tanpa berpikir panjang, sedangkan Zeus lebih bijaksana dan memiliki peran sebagai raja para dewa Olimpus.
Thor telah menjadi salah satu dewa Nordik paling ikonik, baik dalam mitologi maupun dalam budaya populer modern. Marvel Studios berhasil menghidupkan kembali kisah Thor dan memperkenalkannya kepada generasi baru melalui adaptasi film yang menarik.
Meskipun terdapat perbedaan antara versi mitologi dan versi film, esensi Thor sebagai pejuang kuat yang melindungi alam semesta tetap terjaga. Dengan transformasinya dari legenda kuno menjadi pahlawan super modern, Thor membuktikan bahwa mitologi dapat terus berkembang dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. [UN]