Ledakan bom terjadi di Iran hari Rabu (3/1) ketika massa tengah berziarah memperingati empat tahun wafatnya Jenderal Qassem Soleimani. - EPA
Ledakan bom terjadi di Iran hari Rabu (3/1) ketika massa tengah berziarah memperingati empat tahun wafatnya Jenderal Qassem Soleimani. - EPA

DUA LEDAKAN besar yang terjadi di kota Kerman, Iran menewaskan 95 orang dan 200 lainnya terluka. Ledakan terjadi hari Rabu (3/1) ketika massa tengah berziarah guna memperingati empat tahun wafatnya Jenderal Qassem Soleimani.

Ledakan itu dilaporkan terjadi sangat dekat dengan makam mantan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Qassem Soleimani. Para pejabat di tempat kejadian menggambarkan insiden itu sebagai serangan teroris.

Diperkirakan ada dua tas berisi bom yang kemudian diledakkan di tempat ramai, diledakkan dari jarak jauh. Ledakan bom di Kerman terjadi dalam jangka waktu sekitar sepuluh hingga 15 menit. Yang pertama terjadi sekitar 700 meter (kurang dari setengah mil) dari makam Soleimani di pemakaman Golzar Shohada di Kerman. Yang kedua berjarak sekitar satu kilometer (0,6 mil).

Jumlah korban tewas sebelumnya disebut ada 103 orang, namun jumlahnya direvisi setelah ditemukan beberapa nama tercatat lebih dari sekali dalam daftar korban.

Atas kejadian itu Pemimpin Spritual Iran Ayatollah Khamenei menyatakan Iran akan menuntut balas kepada para pelaku.

“Musuh-musuh keji nan kriminal bangsa Iran sekali menciptakan tragedi yang membuat sejumlah orang mati syahid,” kata Khamenei, Kamis (4/1).

Dalam beberapa rekaman video pasca kejadian yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang yang terluka di lokasi kejadian ditangani oleh petugas medis dan dipindahkan dengan tandu.

“Tim tanggap cepat kami sedang mengevakuasi korban cedera,” kata Reza Fallah, kepala kelompok kemanusiaan Bulan Sabit Merah di Kerman. Dia menambahkan bahwa operasi penyelamatan terhambat oleh banyaknya massa yang berkumpul setelah kejadian.

Jenderal Qassem Soleimani adalah seorang tokoh yang dihormati di Iran. Soleimani tewas dalam serangan pesawat tanpa awak AS di Bagdad, Irak pada 3 Januari 2020 silam.

Teror di Kerman terjadi satu hari setelah tokoh senior Hamas, Saleh al-Arouri, tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Lebanon. Iran mengutuk serangan itu, dengan mengatakan bahwa hal itu berpotensi memicu gelombang besar perlawanan dan meningkatkan motivasi untuk berperang melawan penjajah Zionis.

Pelaku pengeboman hingga kini belum diketahui. Namun, Kianush Jahanpur, mantan juru bicara kementerian kesehatan Iran, menuding pihak Israel sebagai dalang teror itu.

Ketegangan antara Iran dan Israel memang tengah memuncak. Pemerintah Iran mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir pihaknya telah mengeksekusi empat orang yang dikatakan terkait dengan badan intelijen Mossad Israel. [DES]