Koran Sulindo – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menerima permintaan maaf Forum Umat Islam Bersatu terkait puisi ‘Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana’ karya KH Mustofa Bisri.
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini menyebut seperti prinsip dalam Islam keluarga besar NU sudah memaafkan perilaku itu. “Bagi kita memaafkan itu prinsip Islam. Jadi orang minta maaf, kita harus besar hati untuk menerima permohonan maaf mereka,” kata Helmy.
Menurut Helmy, sebagai ulama Gus Mus tidak pernah merisaukan masalah tersebut dan bahkan jika FUIB tidak meminta maaf.
“Bagi seluruh pihak kalau merespons sesuatu hendaknya mengikuti tradisi ulama untuk tabayyun. Tabayyun itu bahasa sekarangnya cek dan ricek. Jangan langsung berkomentar dan emosi,” kata Helmy.
Senada dengan Helmy, Katib Suriyah PBNU Asrorun Niam menyebut PB NU tidak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Niam hanya berpesan agar FUIB tak mengulang kesalahan yang sama di kemudian hari.
Sebelumnya, Ketua FUIB Rahmat Himran menyebut FUIB meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar NU dan Gus Mus.
“Pada hari ini kami dari FUIB meminta maaf sebesar-besarnya kepada keluarga besar NU dan Gus Mus karena puisi yang dibacakan Ganjar Pranowo belakangan kita ketahui puisi dari KH Mustofa Bisri,” kata Rahmat di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Selain minta maaf, FUIB juga menunda pelaporan terhadap Ganjar Pranowo ke Bareskrim Mabes Polri atas puisi yang dibacakannya di sebuah stasiun TV.
Rahmat menyebut alasan ditundanya pelaporan kepada Ganjar Pranowo karena belakangan FUIB baru mengetahui puisi yang dibacakan Ganjar itu merupakan karya KH Mustofa Bisri tahun 1987. Ia mengakui FUIB salah menanggapi arti puisi tersebut.
“Kita juga menilai bahwa kasus yang akan kita laporkan itu setelah kita evaluasi ternyata muatan politisnya sangat tinggi karena Pak Ganjar masih cagub Jateng sehingga kami menilai bahwa hal ini kami nggak mau ini ditunggangi oleh lawan-lawan politiknya Pak Ganjar,” kata Rahmat.
Dalam sebuah acara di salah satu stasiun televisi Ganjar Pranowo petahana yang mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Tengah membacakan salah satu puisi Gus Mus berjudul ‘Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana’.
Tayangan yang sempat viral itu segera menuai protes sebagain kecil umat Islam karena dianggap sebagai pelecehan agama. Mengatasnamakan umat itu, FUIB berencana melaporkan Ganjar ke Bareskrim.
Mereka mempersoalkan beberapa bait kalimat dalam puisi itu yang dianggap menghina Islam.(TGU)