Koran Sulindo – Salah seorang terduga teroris berinisial SB, yang menyerahkan diri, karena identitasnya telah tersebar luas di media sosial.
SB menyerahkan diri ke Polsek Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Kamis (15/4) pukul 06.00 WIB.
“Kami sampaikan SB menyerahkan diri dengan alasan identitas dirinya telah diketahui oleh banyak orang melalui media sosial sebagai DPO,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan
Setelah menyerahkan diri ke Polsek Pasar Minggu, SB diserahkan ke Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror untuk dilakukan penangkapan.
“Pada saat SB penyerahan diri, pada dirinya tidak ditemukan benda-benda mencurigakan,” kata Ramadhan.
SB masuk DPO oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri bersama 5 DPO terduga teroris di wilayah DKI Jakarta. Dari 6 orang terduga teroris yang masuk DPO, tiga di antaranya telah ditangkap, yakni NF, SB dan W.
“Dari total 6 DPO yang sudah ada, 3 DPO sudah diamankan dan tinggal 3 DPO lagi yang masih dalam pengejaran Densus 88, yaitu ARH, YI, dan SN,” kata Ramadhan.
Adapun keterlibatan SB dalam kelompok teroris, kata Ramadhan, adalah ikut merencanakan dan mengetahui pembuatan bom. Kemudian ikut melakukan pelatihan serta percobaan bom di daerah Ciampea, Bogor,” kata Ramadhan.
Selain itu, lanjut Ramadhan, SB juga mengetahui pembelian remote dan aseton dan menyiapkan arang-arang sebagai bahan peledak.
“SB saat ini sudah diamankan oleh Tim Densus 88 Antiteror di Polda Metro Jaya,” kata Ramadhan.
Ramadhan menambahkan, Tim Densus 88 Antiteror masih mendalami jaringan teroris yang ada di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, termasuk keterkaitannya dengan jaringan teroris lainnya.
“Terkait dengan seberapa besar jaringan teroris, ini masih didalami oleh penyidik Densus 88,” kata Ramadhan.
Pemburuan terduga teroris ini terkait dengan penangkapan empat terduga teroris di wilayah Jakarta, Bekasi, dan Tangerang pada 29 Maret 2021 lalu.
Keempat terduga tersebut adalah BS, AJ, ZA dan WJ. Tiga dari empat tersangka teroris mengaku simpatisan organisasi yang dilarang oleh pemerintah.
Bahkan ketiganya membuat video pengakuan terkait rencana teror yang akan dilakukan dengan meledakkan tempat usaha milik pengusaha China dan SPBU.
Sementara, terduga teroris berinisial MT (49) yang tewas ditembak mati oleh Densus 88 Antiteror Polri adalah mantan narapidana teroris.
“MT merupakan mantan napi teroris yang dihukum pada tahun 2013 dan dibebaskan tahun 2016,” kata Ramadhan.
MT tewas ditembak Tim Densus 88 Antiteror saat hendak ditangkap di kontrakannya Jalan Manuruki 3, Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/4).
Menurut Ramadhan, Tim Densus 88 Antiteror melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap MT, karena melakukan penyerangan secara membabi-buta kepada petugas.
“MT melakukan perlawanan sangat agresif dengan membawa atau mengacungkan dua buah pedang yang cukup panjang dan melakukannya membabi-buta terhadap petugas,” ujar Ramadhan.
Adapun keterlibatan MT dalam jaringan teroris di Makassar, merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar masuk dalam kelompok Villa Mutiara.
Sebagaimana diketahui kelompok Villa Makassar terkait dengan dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021 lalu.
“Kemudian MT terlibat aksi pelemparan bom pada saat kampanye salah satu calon gubernur inisial YL,” kata Ramadhan.
Tidak hanya itu, lanjut Ramadhan, MT juga pernah mengikuti kajian daulah yang dipimpin oleh ustaz berinisial B.
“MT melakukan tindakan-tindakan i’dad juga melakukan perburuan di Pangkeb, juga yang bersangkutan adalah bagian dari perkumpulan yang dilakukan pengkajian-pengkajian di Yayasan Arridho di Villa Mutiara,” kata Ramadhan.
Dalam penangkapan tersebut, Tim Densus 88 Antiteror Polri juga mengamankan barang bukti dua buah parang panjang milik tersangka MT.
Hingga kini, total sudah ada 31 terduga teroris di wilayah Makassar dan sekitarnya yang ditangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri setelah kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral beberapa pekan lalu. [Wis]