Alfred Wegener adalah ahli meteorologi dan geofisika Jerman, orang pertama yang merumuskan teori pergeseran benua (continental drift) pada 6 Januari 1912. Teori ini mengatakan bahwa semua benua di Bumi dulunya merupakan bagian dari satu daratan raksasa yang disebut Pangaea.
Pangea terbentuk sekitar 298-200 juta tahun yang lalu selama Periode Permian. Pada akhir Periode Trias (sekitar 251-199 juta tahun yang lalu), daratan raksasa tersebut mulai terpecah menjadi beberapa bagian. Pecahan-pecahan ini perlahan bergerak menjauh, masing-masing menempati posisi dan menjadi benua-benua yang kita kenal sekarang.
Awal dari pergeseran benua itu pertama kali terjadi ketika timbul retakan bercabang tiga di antara Afrika, Amerika Selatan, dan Amerika Utara. Bagian-bagian dari Pangea bergerak karena aktivitas lempeng tektonik dan arus konveksi di mantel Bumi.
Arus konveksi terjadi karena perbedaan kepadatan yang disebabkan oleh variasi suhu dan komposisi Mantel Bumi. Material yang lebih panas dan kurang padat bergerak naik, sementara material yang lebih dingin dan lebih padat tenggelam.
Wegener pertama kali menyampaikan teori pergeseran benua dalam kuliah pada tahun 1912. Dia menerbitkan teorinya secara lengkap pada tahun 1915 dalam karyanya yang berjudul Die Entstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Samudra).
Bukti Teori Pergeseran Benua
Teori pergeseran benua didasarkan pada literatur ilmiah serta bukti geologi dan paleontologi yang telah Wegener pelajari. Wegener menunjukkan bahwa beberapa organisme fosil di Bumi saling berkerabat dekat. Fosil yang dia sebutkan di antaranya adalah Mesosaurus, Cynognathus, Lystrosaurus, dan Glossopteris.
Mesosaurus adalah reptil air tawar yang sepanjang satu meter dan tinggal di wilayah pesisir. Fosilnya hanya ditemukan di Afrika selatan dan Amerika Selatan. Wegener berpendapat bahwa mustahil jika hewan tersebut berenang menyeberangi Samudra Atlantik yang begitu luas. Keberadaan fosil Mesosaurus menunjukkan habitat tunggalnya terdiri dari banyak danau dan sungai.
Cynognathus adalah reptil besar yang menyerupai mamalia dan hidup di daratan pada periode Trias Tengah. Sementara itu, Lystrosaurus adalah hewan herbivora relatif tinggal di daratan selama periode Trias Awal dan fosilnya hanya ditemukan di Antartika, India, dan Afrika Selatan. Keduanya diyakini tidak mampu berenang melintasi lautan mana pun.
Glossopteris adalah pohon berkayu setinggi 30 meter yang mampu menghasilkan biji. Pohon ini hidup selama periode Permian Awal (300 juta tahun lalu) dan menjadi spesies tanaman darat yang dominan hingga periode Permian Akhir. Fosilnya ditemukan di Australia, Antartika, India, Afrika Selatan, dan Amerika Selatan. Biji Glossopteris berukuran besar dan tebal sehingga tidak mungkin hanyut atau terbang menyeberangi samudra dan mendarat di benua lain.
Wegener juga mendapati bahwa lapisan batuan di benua-benua yang berjauhan ternyata serupa, khususnya yang ditemukan di Amerika dan Afrika. Pantai timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika tampak saling cocok seperti potongan-potongan puzzle. Pegunungan Appalachian di Amerika Serikat bagian timur juga disebut berhubungan dengan Pegunungan Caledonian di Skotlandia.
Penolakan dan Penerimaan
Awalnya, para ilmuwan menolak teori pergeseran benua yang dikemukakan Alfred Wegener. Mereka menyebut salah satu unsur yang tidak ada dalam teori tersebut adalah mekanismenya: mengapa benua-benua itu bergeser dan pola apa yang diikuti?
Barulah pada tahun 1960-an, para ilmuwan berhasil mengumpulkan cukup bukti untuk menjawab pertanyaan mengenai mekanisme misterius tersebut. Benua-benua di Bumi ternyata bergerak karena penyebaran dasar laut (seaseafloor spreading).
Dalam proses penyebaran dasar laut, arus konveksi terjadi di bagian Mantel Bumi, menyebabkan batuan cair bergerak naik. Batuan cair ini mengeras dan membentuk lapisan dasar laut yang baru di tepi lapisan dasar laut yang lama. Fenomena ini terjadi di sepanjang rangkaian gunung berapi bawah laut yang dikenal sebagai punggungan tengah samudra (mid-ocean ridges). Saat dasar laut melebar, benua-benua yang berada di seberang punggungan tengah samudra bergerak menjauh.
Pembuktian ini akhirnya membuat hipotesis Wegener tentang pergeseran benua dapat diterima sebagai teori lempeng tektonik. [BP]