Teater Tradisi, Seni yang Tak Pernah Mati

Syaiful Amri saat peluncuran buku 'Seni Peran dalam Teater Tradisi' dikawasan pondok Kelapa Jakarta Timur. (foto: Sulindo/Iqyanut Taufik)

Jakarta, Syaiful Amri, penulis sekaligus budayawan Betawi, pada Senin (30/12) meluncurkan buku ’Seni Peran dalam Teater Tradisi’. Dalam peluncuran dan bedah buku kali ini, diramaikan dengan pementasan Komedi Betawi (Kombet) berjudul ’Jawara Pondok Kelapa’ karya DR. Syaiful Amri.

Kombet ini dalam pentasnya menceritakan tentang seorang Jawara Betawi bernama H. Naman yang mempunyai tanah luas dikawasan Pondok Kelapa. H. Naman sendiri mempunyai anak perempuan yang menjadi kembang desa dan diperebutkan oleh banyak laki-laki.

Dalam cerita tersebut ada pula sosok dari etnis Tiongkok bernama Koh Guan yang ingin membeli tanah milik H. Naman, namun karena Koh Guan menawar tanah dengan harga yang sangat murah, ahirnya ditolak oleh H. Naman.

Koh Guan yang tidak terima dengan perlakuan ini meminta tolong kepada Demang untuk membantunya mendapatkan tanah tersebut dan berujung adu kekuatan pencak silat antara Demang dengan H. Naman.

Meskipun pada dasarnya Kombet ini merupakan cerita komedi namun kelihaian para pemain dalam memerankan karakternya patut diacungi jempol. Adegan pencak silat yang diperlihatkan memukau mata para penonton yang menghadiri acara peluncuran buku ini di Gedung Teater Kisam Bin Jiun, Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) Jakarta Timur. Terselenggaranya acara di lokasi ini atas dukungan dari Suku Dinas Kebudayaan Jakarta.

Bang Ipul sapaan akrab penulis, mengungkapkan persiapan dalam menulis buku ini sekitar satu tahun.

Bang Ipul juga mengatakan alasan dirinya menulis buku ini, karena kekagumannya pada pemain teater tradisional yang seringkali tidak belajar seni peran dan tidak belajar akting namun ketika berada diatas panggung bisa memaikan karakternya masing-masing dan memerankannya dengan baik.

”Didalam proses (menggeluti) tradisi kan saya melihat, bahwa mereka (pemain tradisi) kok mereka enggak belajar seni peran, engga belajar akting tapi kok diatas pangung mereka bisa bagus,” ungkap Bang Ipul.

Bang Ipul melihat bahwa para pemain tradisi sebenarnya menggunakan metode dalam melakukan perannya diatas panggung namun para pemain tidak menyadarinya, sehingga dirinya sebagai budayawan yang meneliti hal ini, pada ahirnya menuliskan metode yang sebenarnya dilakukan para pemain tradisi melalui buku ’Seni Peran dalam Teater Tradisi.’

”Mereka pemain tradisi itu tidak tahu kalau mereka itu sudah melakukan metode, nah saya yang melihat sebagai peneliti, saya tulis itu,” pungkasnya.

Buku ’Seni Peran dalam Teater Tradisi’ ini berisi tentang sejarah teater tradisi, ada juga teori dasar-dasar mengenai seni peran yang bisa digunakan sebagai panduan dalam mempelajari seni peran. [IQT]