TB abar.comHasanuddin/pdiperjuanganj

Koran Sulindo – Spekulasi tentang Megawati Soekarnoputri yang akan pensiun dari Ketua Umum PDI Perjuangan memunculkan beragam komentar dari berbagai kalangan. Komentar itu terutama berasal dari kader PDI Perjuangan.

Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanuddin juga memiliki pendapat atas beredarnya pemberitaan tentang Megawati yang akan pensiun dari ketua umum partai. Menurutnya, beredarnya informasi itu bisa dipahami dari dua hal.

Pertama, sikap yang ditunjukkan Megawati tersebut menggambarkan sosok yang legawa dari pemimpin yang baik yang siap menyerahkan kepemimpinan kepada generasi penerus. “Ini bisa dipahami sebagai peringatan dan memacu kepada generasi muda agar menyiapkan diri,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat itu ketika dihubungi pada Rabu (5/4). [Baca: Emir Moeis: “Jangan Coba-Coba Intimidasi PDI Perjuangan”]

Dalam peringatan 17 tahun Banteng Muda Indonesia (BMI) di Menteng, Jakarta pada Kamis pekan lalu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan, dirinya sebenarnya sudah pensiun sejak tahun lalu. “Orang bilang, masa Bu Mega terus jadi ketua umum. Saya sebetulnya pensiun tahun lalu karena tidak mudah memimpin di republik ini,” tutur Megawati.

Pernyataan ini kemudian memicu spekulasi berbagai pihak, termasuk dari media massa. Media massa yang gencar berspekulasi soal ini antara lain kompas.com dan tempo.co. Bahkan, salah satu artikel yang dituliskan kompas.com berjudul “Mungkinkah Jokowi Jadi Ketua Umum PDI-P?”

Tak ketinggalan juga Kompas TV. Dalam acara Satu Meja, Senin malam lalu (3/4), Kompas TV juga membahas soal yang sama, dengan topik “Megawati Pensiun”, yang dipandu Budiman Tanuredjo. Narasumbernya: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto; pengamat politik CSIS J. Kristiadi, dan; pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Moeloek.

Menanggapi berita yang berkembang tersebut, Hasanuddin mengatakan, pihaknya menyikapinya secara biasa. Sebagai pengurus partai, ia bersama kader sadar betul bahwa PDI Perjuangan masih membutuhkannya sebagai pemersatu seluruh kader.

“Jadi kami menyikapinya biasa saja,” kata Hasanuddin. [KRG]