Ilustrasi: Kabel fiber optik/ist

Koran Sulindo – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi serat optik, yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia dalam jaringan internet selesai pada 2018.

“Maka masyarakat di seluruh Indonesia akan terhubung secara internet hanya melalui telepon pintar,” kata Menkominfo pada Konvensi Nasional Media Massa, dengan tema “Integrasi Media Nasional Dalam Lanskap Komunikasi, Global: Peluang dan Tantangan” di Baileo Siwalima, Kota Ambon, Maluku, Rabu, (8/2). Acara itu rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional 2017.

Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.

Rudiantara mengingatkan perlunya menyiapkan berbagai regulasi untuk mengatur kondisi tersebut saat menghubungkan seluruh jaringan infrastruktur internet.

Proyek Palapa Ring itu terdiri atas 3 paket, yaitu Barat, Tengah, dan Timur, untuk 50 sampai 60 kabupaten/kota. Nilai proyek diprediksi mencapai US$ 230,64 juta yang ditargetkan rampung pada akhir 2018 dan beroperasi awal Januari 2019.

Paket Barat dimenangkan oleh Konsorsium Moratel-Triasmitra dengan komposisi; PT Moratelematika Indonesia sebesar 90 persen dan PT Ketrosden Triasmitra 10 persen. Paket Barat ini menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dengan total panjang kabel serat optik mencapai 2.000 km.

Paket tengah dimenangkan oleh Konsorsium Pandawa Lima dengan komposisi; PT LEN (Ketua Konsorsium) sebesar 51 persen, PT Teknologi Riset Global Investama (TRG) 34 persen, PT Sufia Technologies 5 persen, PT Bina Nusantara Perkasa (BNP) 5 persen, dan PT Multi Kontrol Nusantara sebesar 5 persen. Paket Tengah menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 km.

Sementara Paket Timur, yang belum diumumkan, direncanakan menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua, (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 km.

Dalam siaran pers, Kemenkominfo mengatakan Palapa Ring akan melayani daerah yang tidak layak secara bisnis atau keuangan (non-financially feasible). Proyek ini untuk melakukan pemerataan infrastruktur telekomunikasi. Karena itu pemerintah akan berperan menyediakan penjaminan.

Proyek Palapa Ring dikerjakan dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

Para pemenang tender akan melakukan pembangunan dan pengoperasian selama 15 tahun dan disubsidi dari dana Universal Service Obligation (USO) atau Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi.

Menkominfo akan berperan sebagai Penanggungjawab Proyek Kerjasama (PJPK) untuk membiayai sejumlah bagian kebutuhan dana pembangunan dan bisa memberi insentif kepada pihak yang terlibat dengan memanfaat dana USO.

Pemerintah menargetkan 1 Januari 2019 semua ibukota kabupaten dan kota seluruh Indonesia sejumlah kurang lebih 514 wilayah sudah terhubung dengan infrastruktur serat optik (fiber optic).

“Pemerintah akan berkoordinasi dengan para operator telekomunikasi, terutama Telkom untuk membangun infrastruktur broadband ini,” kata Rudiantara, dalam Rapat Kerja bersama Komisi /istI Dewan Perwakilan Rakyat RI, di Jakarta, Senin (18/04/2016). [setkab.go.id/Kominfo/DAS]