Koran Sulindo – Tahun baru China kali ini diperkirakan sebanyak 385 juta penduduk China mudik dari kota-kota ke kampung halamannya. Migrasi terbesar sedunia itu, secara lokal bernama Chunyun, sudah dimulai pada hari Minggu lalu, ketika Minggu Emas tiba, secara tradisional adalah seminggu penanggalan baru yang diliburkan secara nasional oleh pemerintah.
Menurut Chinatimes.com, jumlah ini naik sekitar 12 persen dari pemudik pada tahun baru China lalu.
Jumlah penduduk China yang mudik itu sekitar 7 kali lipat dari jumlah penduduk Amerika Serikat yang mudik setiap perayaan Thanksgiving yang biasanya jatuh tiap akhir November. Tahun lalu pemudik di AS sekitar 50 juta orang.
Jumalh itu sekitar 10 kali lipat dari total jumlah pemudik di tanah air opada Lebaran tahun lalu yang sekitar 33 juta orang.
Seminggu terakhir, seluruh bandar udara, terminal, dan stasiun kereta api di negeri tirai bambu itu seperti lautan manusia. Hampir tak ada ruangan di titik-titik awal migrasi tahunan tersebut terdapat ruangan kosong. Hampir seluruhnya terisi manusia, yang rela berdesak-desakan berjam-jam supaya bisa bertemu keluarga di kampung.
Tahun Anjing Tanah
China mengadopsi penanggalan Gregorian pada 1911, dan sejak itu perayaan ini bernama Festival Musim Semi.
Tahun ini adalah Tahun Anjing Tanah, yang secara resmi dimulai pada 16 Februari nanti. Mereka yang ber-Shio ini biasanya komunikatif, serius, dan bertanggungjawab di temapt kerja.
Tahun baru China biasanya ditandai dengan makan bersama keluarga, bisa juga makan bersama sekampung, dengan orang-orang menyalakan petasan dan kembang api, serta menyaksikan tarian liong dan barongsai.
Secara tradisional, keluarga di China membersihkan rumah sebelum tahun baru tiba dan mengecat ulang rumah untuk membuang kesialan sepanjang tahun lalu dan mengundang keberuntungan pada tahun menjelangt.
Jendela dan pintu dihiasi kertas-kertas merah yang melambangkan kesejahteraan. Anak-anak diberi angpao, amplop berisi uang. [DAS]