Koran Sulindo – Kekalahan PDI Perjuangan bersama koalisinya ketika mengusung Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat bukanlah akhir segalanya. Padahal selama ini pemilihan kepala daerah DKI Jakarta disebut miniatur pemilihan umum Indonesia.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) membuktikan hal itu. Tingkat elektabilitas PDI Perjuangan masih tetap berada di posisi tertinggi yakni 21,7%. Posisi selanjutnya adalah Partai Gerindra dengan tingkat elektabilitas 9,3%. Kedua partai ini disebut mengalamai kenaikan empat persen dalam lima hingga enam bulan terakhir.
Sedangkan elektabilitas partai-partai yang lain masih di bawah Partai Demokrat yang mencapai 5,2%. Berdasarkan hasil itu, dampak pilkada DKI Jakarta terhadap partai-partai pengusung calon yang memenangi pemilu tidak terlihat. Kalau pun ada hanya sedikit.
“Pilkada DKI tak punya efek pada politik nasional,” kata Djayadi seperti dikutip laman resmi SMRC pada Kamis (8/6). Ia menuturkan, dibanding hasil pemilu 2014, hanya PDI Perjuangan yang bisa mempertahankan atau bahkan menaikkan posisinya secara elektoral lewat sikap spontan pemilih. Pemilih spontan terhadap partai berlambang banteng itu cenderung stabil sejak 2014.
Sementara partai-partai lain semuanya cenderung menurun, dan banyak yang tadinya memilih mereka nampaknya bersikap belum memutuskan. Lalu, mengapa fenomena ini bisa muncul? Menurut Djayadi, berbagai indikator yang berbasis pada evaluasi massa nasional secara umum positif dan stabil. Tingkat kepuasan publik kepada kinerja Joko Widodo, misalnya, masih stabil di angka 67%. Bahkan 69% yakin Jokowi mampu untuk memimpin.
Kondisi ekonomi, politik, dan keamanan dinilai relatif stabil. Dalam simulasi head to head, elektabilitas Jokowi mencapai 53,7%. Sedangkan Prabowo 37,2% dan tidak menjawab 9.1%. Jarak antara keduanya sekitar 16,5%.
Survei ini dilakukan pada 14 hingga 20 Mei 2017 melibatkan 1.350 responden yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dari total populasi nasional yang sudah memiliki hak pilih pada pemilihan umum, yakni mereka yang berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilaksanakan. Margin of error survei ini rata-rata plus minus 2,5% pada tingkat kepercayaan 95%. [KRG]