Koran Sulindo – Survei Litbang Kompas menyatakan apresiasi publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla turun, setelah sempat naik signifikan pada April 2017 hingga April 2018.
Sementara survei Populi Center menyatakan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) diingat masyarakat merakyat sementara Prabowo Subianto diingat masyarakat tegas.
Sedangkan elektabilitas PDI Perjuangan turun 3,4 persen. Penurunan juga dialami Golkar sebesar 1 persen. Sementara Partai Demokrat naik 2 persen, Gerindra naik hingga 5,1 persen, dan PKB juga meningkat 1,4 persen.
Dalam survei Populi Center, jawaban terbanyak saat masyarakat ditanyakan apa yang paling diingat saat mendengar nama Jokowi adalah merakyat diberikan 19,5 persen responden, sedangkan 18,4 persen Presiden RI, 18 persen sederhana.
Sementara tegas menjadi jawaban terbanyak yang diberikan responden saat ditanyakan hal yang sama untuk Prabowo Subianto. Survei mencatat 27,9 persen menyatakan tegas, 22,2 persen militer dan 12,3 persen tidak tahu.
Anggota Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin, Budiman Sujatmiko, mengatakan pemimpin yang merakyat merupakan kebutuhan zaman.
“Sudah bukan lagi jamannya pemimpin yang di menara gading, elitis, hirarkis,” kata Budiman, di Jakarta, Rabu (24/10/2018), seperti dikutip antaranews.com.
Survei Populi Center diselenggarakan pada 23 September hingga 1 Oktober 2018 dengan 1.470 responden yang tersebar di 34 provinsi.
Dalam survei Litbang Kompas, apresiasi publik kini pada kinerja Jokowi-Jusuf Kalla berada di angka 65,3 persen. Angka itu setara dengan hasil survei Litbang Kompas pada Januari 2015 (tiga bulan pertama pemerintahan Jokowi-Kalla) yang ada di angka 65,1 persen atau saat dua tahun pemerintahan Jokowi-Kalla pada Oktober 2016 yang ada di angka 65,9 persen.
Data Litbang Kompas menyatakan apresiasi publik pada April 2017 berada di angka 63,1 persen, lalu naik pada Oktober 2017 di angkat 70,8 persen, kemudian meningkat kembali pada April 2018 di angka 72,2 persen.
Penurunan apresiasi terjadi di bidang hukum dan kesejahteraan sosial. Penurunan apresiasi tersebut bersamaan dengan munculnya sejumlah narasi terkait kontestasi pada Pemilu 2019 yang ditujukan ke pemerintah. Narasi itu, misalnya, tentang kemiskinan dan kondisi ekonomi, atau pertanyaan tentang sejumlah proses hukum.
Sejumlah peristiwa politik menunjukkan, tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah dan narasi yang muncul di seputarnya menjadi faktor penting dalam kontestasi seperti pemilu.
Survei Litbang Kompas pada 24 September-5 Oktober 2018 terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi. Metode ini berada pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,8 persen.
Partai Politik
Survei Litbang Kompas juga menyatakan tingkat keterpilihan (elektabilitas) PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Golkar berada di urutan 4 teratas.
PDI Perjuangan walau terus bertahan menjadi jawara, namun elektabilitasnya turun hanya menjadi 29,9 persen. Jauh di belakangnya mengikuti Gerindra dengan 16 persen, PKB (6,3 persen), Partai Golkar (6,2 persen), dan Partai Demokrat (4,8 persen).
Sementara parpol sisanya di bawah ambang batas ketentuan bisa memasukkan calonnya ke DPR tahun depan, Parpol-parpol itu adalah Partai Nasdem (3,6 persen), diikuti PKS (3,3 persen), PPP (3,2 persen), PAN (2,3 persen), Perindo (1,5 persen), Hanura (1 persen), PBB (0,4 persen), PSI (0,4 persen), Partai Berkarya (0,4 persen), Partai Garuda (0,3 persen), dan PKPI (0,1 persen).
Pemilih PPP, Golkar dan Demokrat Belum Solid
Survei Populi Center juga mendapati kurang dari 60 persen pemilih dari PPP, Golkar dan Demokrat akan memilih calon presiden yang didukung oleh partai politiknya.
Sementara itu, tingkat kesolidan pemilih PDIP dalam memilih Jokowi-Ma’ruf mencapai 90,8 persen, diikuti Nasdem (82,3 persen), PKB (73,0 persen).
“Hanya 58 persen pemilih partai Golkar yang mendukung pasangan nomor urut satu, Jokowi-Ma’ruf, sama halnya dengan pemilih PPP (47,5 persen). Sedangkan pemilih Partai Demokrat yang akan memilih Prabowo-Sandi 54,5 persen,” kata peneliti Populi Center, Dimas Ramadhan, di Jakarta, Rabu (24/10/2018), seperti dikutip antaranews.com.
Sedangkan di kubu Prabowo-Sandiaga, pemilih Gerindra yang akan memilih pasangan Prabowo-Sandiaga mencapai 86,2 persen, diikuti PKS (70,5 persen), Garuda (85,7 persen) dan PAN (66,7 persen). [DAS]