Ilustrasi: Iriana Joko Widodo meninjau Puskesmas di Sidoarjo, Jawa Timur pada 27 Oktober 2016/presidenri.go.id

Koran Sulindo – Hasil survei global menyatakan 1 dari 5 orang menganggap perempuan lebih lemah dari kaum pria dan harus tetap berada di rumah. Pria lebih cocok berada di lingkungan pekerjaan maupun mendapatkan pendidikan.

Namun survei dengan jumlah koresponden 17,550 orang di seluruh dunia itu, juga menemukan sebagian besar setuju hak antara laki dan perempuan sama. Selain itu, 3 dari 4 empat responden menyatakan perempuan masih dibedakan dalam hal sosial politik dan finansial.

“Suatu hal yang mengagumkan secara mayoritas baik laki dan perempuan di seluruh dunia percaya akan kesamaan hak… Akan tetapi, di saat yang bersamaan mereka berkata persamaan hak itu belum terlaksana sekarang, “ kata Kully Kaur-Ballagan, Direktur Ipsos MORI, lembaga penyelenggara survei itu, seperti dikutip Reuters, Rabu (8/3) kemarin.

Dari 24 negara, di antaranya Brazil, Kanada, Rusia, Inggris, India dan Swedia, setengah dari responden mengaku feminis, namun takut menyuarakan akan hak kaum perempuan. Selain itu, separuh dari responden yang berasal dari Cina, Rusia dan India mengungkapkan kaum pria lebih baik mencari nafkah dan mendapatkan pendidikan.

Sementara itu, PBB menyatakan secara global masalah pemisahan gender ini mengakibatkan gap yang besar hingga 24 persen, dan dianggap sebagai ‘perampokan terbesar’ ke kaum perempuan.

Forum Perekonomian Dunia pada 2016 lalu mengungkapkan jurang pemisah antara pria dan perempuan tidak akan menghasilkan kesamaan secara perekonomian hingga 170 tahun lagi. [NOR]