Ilustrasi/pdiperjuangan.id

Koran Sulindo – Survei Charta Politika menemukan elektabilitas (tingkat keterpilihan)  PDI Perjuangan mencapai 25,2 persen, jauh di atas partai politik peserta Pemilu 2019 lainnya. Partai Gerindra berada di urutan kedua dengan 15,2 persen. Elektabilitas kedua partai itu naik karena efek buntut jas (coattail effect) sebagai parpol pengusung capres.

“PDIP hampir naik hanya sedikit, 1 persen, dari Oktober sekitar 1 persen dari bulan sebelumnya sempat turun dan naik. Gerindra pada April 12,3 persen, begitu masuk Oktober penetapan calon Gerindra naik 15 persen dan sekarang 15,2 persen,” kata Direktur Riset Charta Politika, Muslimin, di Jakarta, Rabu (16/1/2019).

Berdasar hasil survei hanya 8 partai politik yang lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

Menurut Muslimin, parpol lama mempunyai kecenderungan memiliki pemilih loyal, walau elektabilitas 3 partai lama yaitu Demokrat, PPP, dan PKS, stagnan di angka 4 persen.

“Ini menggambarkan bahwa parpol lama cenderung punya pemilih loyal, seperti PDIP, Golkar, PPP, dan PAN, mereka punya massa yang cukup loyal faktor figur ketum pengaruh ke pilihan partai,” kata Muslimin.

Du bawah PDIP dan Gerindra, Golkar mendapatkan suara 9 persen, PKB 8,1 persen, NasDem 5,3 persen, dan Demokrat 4,5 persen.

Selanjutnya PPP 4,3 persen, PKS 4,2 persen, Perindo 2,7 persen, PAN 2,6 persen, PSI 1,5 persen, Hanura 0,6 persen, PBB 0,4 persen, Berkarya 0,3 persen, Garuda 0,2 persen, PKPI 0,1 persen.

Dengan parliamentary threshold sebesar 4 persen, PKS menjadi partai paling buncit di DPR sedangkan PAN dan Hanura terlempar.

Survei dilakukan pada 22 Desember 2018- 2 Januari 2019 melalui wawancara 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei menggunakan metode acak bertingkat/multistage random sampling dengan margin of error 2,91% dengan tngkat kepercayaan 95 persen. [CHA/DAS]