Koran Sulindo – Untuk menurunkan angkat tingkat kemiskinan Indonesia disebut bukan hal yang mudah. Itu sebabnya angka kemiskinan Indonesia belum berada di bawah 10 persen. Ditambah lagi laju pertumbuhan penduduk terus meningkat saban tahun.
“Itu bukan perkara mudah,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution seperti dikutip CNN Indonesia pada Senin (17/7).
Ia menuturkan, berbagai rancangan program kesejahteraan juga belum maksimal menekan angka kemiskinan. Apalagi berbagai rancangan itu belum seluruhnya jalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Walau demikian, ia berjanji akan terus menekan kebijakan pemerataan kesejahteraan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menunjukkan betapa kebijakan pemerintah belum mampu menekan angka kemiskinan di Indonesia. Angka kemiskinan itu lalu ditunjukkan lewat Gini rasio atau tingkat kesenjangan per Maret 2017 yang mencapai 0,393. Angka disebut relatif diam di tempat jika dibandingkan dengan Gini rasio pada September 2016 yang mencapai 0,394 atau turun tipis 0,001 poin.
Sementara jumlah penduduk miskin per Maret 2017 mencapai 27,7 juta. Dibandingkan September 2016, jumlah itu naik 6.900 orang dari sebelumnya yang hanya 27,76 juta.
Penambahan utang, kata Darmin, juga belum mampu menekan jumlah orang miskin berdasarkan BPS itu. Pasalnya, uang yang dipinjam itu sekarang fokus pada pembangunan infrastruktur. Manfaatnya baru akan terasa dalam jangka panjang, kata Darmin.
Pengaruh pembangunan infrastruktur ketika sudah siap digunakan sesungguhnya bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan. Perekonomian akan tumbuh karena ditopang infrastruktur.
Selain angka kemiskinan, tingkat kesenjangan hasil data BPS menunjukkan ketimpangan di perkotaan lebih buruk dibanding pedesaan. Seperti Darmin, menurunkan ketimpangan, menurut BPS bukanlah perkara mudah. Ketimpangan pengeluaran penduduk daerah perkotaan pada Maret 2017 mencapai 0,407.
Angka ini turun jika dibandingkan dengan rasio Gini September 2016 sebesar 0,409 dan Maret 2016 sebesar 0,410. Sementara rasio Gini di pedesaan pada Maret 2017 mencapai 0,320. Naik dibandingkan sebelumnya 0,316 pada September 2016, dan turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 0,327. [KRG]