Acara HUT PDIP ke - 52 yang diadakan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. (foto: Sulindo/Iqyanut Taufik)
Acara HUT PDIP ke - 52 yang diadakan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. (foto: Sulindo/Iqyanut Taufik)

Oleh : Olly Soedjono

Pada tanggal 10 Januari 2025 yang lalu adalah hari ulang tahun PDIP yang ke 52. Ulang tahun tersebut begitu membawa semangat dan gegap gempita serta riuh rendah terlihat dari semboyan yang dicanangkan.

“ SEMOGA PDIP TETAP JAYA SOLID, TETAP MENJADI BANTENG PENJAGA DEMOKRASI DI NEGARA INI SAMPAI KAPANPUN “ disertai pula dengan semboyan “ SATYAM EVA JAYATE “. Disisi lain sebentar lagi PDIP sebagai partai besar juga akan punya KERJA BESAR untuk melaksanakan KONGRES di 2025 ini.

Sebagai bentuk pernyataan penguat yang lain di hari ulang tahun dan sekaligus merupakan jawaban pertanyaan media social yang menunjukan kondisi SOLIDITAS partai PDIP, Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis pun tidak ketinggalan membuat DEKLARASI sbb :

“ APAPUN MEGAWATI ADALAH JANGKAR KAPAL NKRI “ sehingga tidak mudah hanyut ke Barat maupun ke Timur. Di ibaratkan pula sebagai jangkar tempatnya di dalam laut sehingga tidak perlu terlihat namun dialah penjaganya.

Pernyatan-pernyatan di hari ulang tahun sebagaimana diuraikan diatas merupakan bagian yang memerlukan PENGUJIAN MENDALAM khususnya dalam PERSIAPAN menyongsong KONGRES PDIP yang akan datang di Tahun 2025 ini. Tantangan dari dalam PDIP sendiri dan khususnya tantangan External menjadi persoalan yang pelik dan tidak mudah.

Tantangan Internal

Dualisme di dalam PDIP sudah merupakan rahasia umum. Hakekat agenda KONGRES biasanya terdiri dari beberapa hal. Namun agenda pokok biasanya tidak akan ketinggalan adalah KONSOLIDASI & PEMILIHAN KEMBALI KETUA UMUM PDIP.

Pertanyaan besarnya mampukah PDIP akan meredam & menyatukan kembali dualisme tersebut sehingga JANGKAR NKRI akan tetap kokoh sebagaimana harapan kita semua?

Mampukah PDIP antisipasi kader-kadernya yang dahulu merupakan bagian dari dualisme dan sekarang tidak lagi dalam internal PDIP? Mampukah PDIP juga antisipasi kader-kader yang masih di dalam internal sedangkan mereka masih menjadi bagian dari dualisme tersebut? Hal itu menjadi sangat penting mengingat apabila tidak mampu mengatasi, maka akan menjadi kekuatan yang bisa dimanfaatkan oleh lawan politik PDIP dalam menggagalkan karya besar PDIP di KONGRES.

Tantangan External

Pemecatan KADER-KADER PDIP khususnya mereka yang masih menjadi bagian dalam pemerintahan akan menjadi THREAT yang sangat kuat dalam program kerja KONGRES PDIP khususnya mereka yang mempunyai AGENDA untuk menggantikan kedudukan Ketua Umum?

Plan & strategic plan DEVIDE AT IMPERA, REPLACEMENT serta CONGGRESSIONAL FAILURE akan menjadi strategy pokok dalam process pencapaian tujuan. Mulai sejak sekarang pun sudah kelihatan dari bentuk plan & strategic plan yang mereka jalankan.

Semua itu terlihat dari banyaknya kader-kader PDIP yang dijadikan tersangka ditambah rencana kedepan kader yang masih tersandera dan akan dijadikan sebagai tersangka juga merupakan bagian yang tidak terlepas dari kaitan KONGRES.

Plan Strategic Plan Antisipatif Dari PDIP

Ibarat serangan yang dilakukan lawan politik PDIP dapat dikategorikan sebagai serangan yang mendasar. Secara terstruktur dan masif mereka persiapkan. Methode penyanderaan merupakan strategi ujung tombak sehingga membuat lawan politik PDIP seakan-akan sangat kuat dan PDIP menjadi tidak berdaya.

Dari artikel ini penulis berharap dapat memperoleh jawaban tentang seberapa jauh PLAN & STRATEGIC PLAN PDIP sebagai antisipasi persoalan yang sedang dihadapi. Hal tersebut diperlukan karena penulis tidak ingin terjebak dalam EUVORIA langkah lawan politik PDIP.

Sebagaimana kita lihat di SOSMED banyaknya pernyataan yang dibuat oleh PDIP melalui beberapa tokoh CENDEKIAWAN, POLITIKUS serta lainnya berkaitan dengan persoalan yang sedang dihadapi, menurut hemat penulis semua itu bukan merupakan bagian dari Plan & Strategic Plan yang tepat & bersifat antisipatif.

RE ENGINEERING PROCESS & REFORMASI INTERNAL merupakan keharusan “ Is A Must “. Dua hal tersebut sebagai bagian dari methode antisipasi tantangan Internal & External. Dengan menggunakan methode tersebut dapat di hindari FAILURE serta merupakan deteksi dini tentang bisa tidaknya antisipasi dari tantangan tersebut.

Re Engineering adalah pemikiran ulang yang FUNDAMENTAL dan perancangan ulang yang RADIKAL terhadap proses-proses organisasi yang membawa organisasi mencapai peningkatan yang dramatis dalam kinerjanya ( Hamer dan Champy, 1993 ).

Reformasi adalah sebagai bentuk RESTRKTURISASI, REVITALISASI & REORGANISASI oleh karena dengan tiga hal tersebut diharapkan dapat diperoleh kader-kader yang lebih BERKUALITAS, FUTURISTIC, CREDIBLE dan LOYALITAS tinggi.

Semoga.