Ilustrasi: Presiden Joko Widodo/Biro Setpres

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo meminta assessment kebutuhan bahan pokok di setiap provinsi.

“Laporan yang saya terima untuk stok beras defisit di 7 provinsi, stok jagung defisit di 11 provinsi, kemudian stok cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi, stok bawang merah diperkirakan juga defisit di 1 provinsi, dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi,” kata Presiden Jokowi, dalam Rapat Terbatas, di Jakarta, Selasa (28/4/2020).

Sementara stok minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi, stok gula pasir defisit di 30 provinsi, dan stok bawang putih diperkirakan defisit di 31 provinsi.

Presiden meminta daerah yang mengalami defisit kebutuhan pokoknya dapat disuplai oleh daerah yang surplus.

“Oleh sebab itu, transportasi distribusi pangan antar provinsi, antar wilayah, antar pulau tidak boleh terganggu,” katanya.

Presiden juga mengatakan manajemen pengelolaan beras di dalam negeri adalah kunci penting bagi antisipasi dan mitigasi dari krisis pangan.

“Tentu saja dengan memperhitungkan stok di masyarakat, stok di penggilingan, stok di gudang, dan stok di Bulog. Dan kita berharap puncak panen raya di bulan April ini produksi beras kita, kemarin saya mendapatkan laporan bisa mencapai 5,62 juta ton,” kata Jokowi.

Presiden meminta Bulog tetap membeli gabah petani dengan insentif harga yang layak dan fleksibilitas memadai. [RED]