Koran Sulindo – Status Gunung Anak Krakatau naik menjadi siaga. Karena itu, semua kegiatan berjarak 5 kilometer dari gunung harus ditiadakan. Level gunung naik setelah terjadinya longsor kawah yang menyebabkan tsunami pada Sabtu pekan lalu.
Akibat tsunami itu, lebih dari 400 orang dinyatakan tewas dan ribuan orang terluka serta ratusan orang masih hilang. Seperti dilaporkan Channel News Asia pada Kamis (27/12), otoritas yang berwenang mengalihkan jalur penerbangan karena semburan erupsi gunung itu.
Sejak Juli lalu, gunung ini telah bergemuruh dan mulai aktif memuntahkan lava dan batu pada Minggu (23/12) kemarin. Awan panas juga menyembur ke udara hingga berjarak 3 kilometer sehingga menutupi gunung dengan awan kelam.
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda terus meningkat. Dan saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah meningkatkan statusnya menjadi siaga.
Sistem peringatan erupsi gunung berapai di Indonesia terdiri atas 4 level yaitu normal, waspada, siaga dan awas. Ketika Gunung Agung meletus di Bali pada Juni lalu berada pada level awas. Akibat peningkatan status ini, kata Sutopo, semua kegiatan dalam radius 5 kilometer dilarang. Terlebih letusan gunung ini menghasilkan batu pijar, awan panas dan abu vulkanik yang berbahaya.
Seperti PVMBG, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menguslkan agar kegiatan di pantai dengan radius 500 meter hingga 1 kilometer ditiadakan. Itu untuk mengantisipasi tsunami akibat letusan Anak Krakatau.
“Semua orang diimbau untuk tenang dan waspada. Selalu memperbarui informasi dari PVMBG
“Orang-orang didorong untuk tetap tenang dan meningkatkan kesadaran mereka. Selalu menggunakan informasi dari PVMBG dan BMKG tentang peringatan dini gunung berapi serta tsunami. Itu satu-satunya lembaga resmi dan agar tidak percaya pada informasi yang menyesatkan,” kata Sutopo. [KRG]