Ilustrasi: Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menerima kunjungan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma pada Rabu (8/3).

Koran Sulindo – Wacana terkait dengan rencana Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri untuk pensiun dari dunia politik direspon berbagai kalangan. Termasuk mengajukan regenerasi politik kepada generasi yang lebih muda di tubuh PDIP.

Pengajar Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi, mengatakan PDIP memiliki sejumlah kader muda yang mumpuni menjaga marwah partai dan relatif berhasil dalam melakukan kaderisasi internal.

“Namun demikian, harus diakui bahwa tantangan dan ancaman ideologi bangsa tetap membutuhkan sosok yang mampu menjaga dan mengawal keutuhan NKRI dari ancaman menguatnya semangat sektarian dan politik identitas,” kata Muradi, Minggu (30/4).

Muradi menuturkan, Dalam konteks ini,  sosok Megawati sebagai simbolisasi tokoh politik nasional yang memiliki visi keindonesiaan yang kuat.

“Sehingga saya pikir masih perlu memimpin dan menjaga marwah partai untuk tetap berada digaris depan penjaga kebhinekaan dan ke-Indonesiaan,” ujar Muradi.

Menurutnya, hal ini perlu digarisbawahi agar transfer pengalaman dan ideologi pada sejumlah kader muda PDI Perjuangan dapat terus dan tetap berjalan pada garis ideologi kepartaian yang bersumbu pada semangat menjaga cita-cita para pendiri bangsa.

“Dalam berpolitik penting sekali adanya patron sebagai penggerak dan penyemangat bagi kader-kader muda untuk tetap fokus pada visi dan misi partai. Dan hal tersebut menjadi porsi bagi Megawati sebagai ketua umum,” ujar Muradi.

Karenanya, sambung Muradi, PDI Perjuangan masih menbutuhkan Megawati guna menjaga marwah partai di tengah serbuan ideologi sektarian yang cenderung menguat.

“Kader-kader muda PDI Perjuangan juga harus memahami arah gerak dan tujuan partai guna menjaga agar ke-Indonesiaan tetap lestari,” paparnya.

Muradi menambahkan, bahwa keteguhan dalam mengambil sikap politik menjadi penegas bahwa PDI Perjuangan sebagai partai membutuhkan Megawati untuk tetap memimpin sambil secara bersamaan.

“Megawati juga terus membuka ruang politik bagi kader-kader muda untuk mengisi jabatan dan posisi strategis di partai dan pemerintahan sebagai bagian dari pendewasaan politik kader-nya. Salah satunya adalah membuka jalan bagi salah satu kadernya yang saat ini menjadi presiden, Jokowi,” kata Muradi.

Sosok megawati juga penting, menurut Muradi, untuk tetap mengawal agar pemerintahan Jokowi tetap berada di garis yang seirama dengan basis politik partai banteng moncong putih tersebut.

“Nawacita dan Trisakti adalah dua mantra politik Soekarno yang terus digaungkan PDI Perjuangan. Karena itulah selain memastikan agar PDI Perjyangan tetap kokoh di tengah serbuan ideologi sektarian,” ungkapnya. [CHA]