Koran Sulindo – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan  Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya mendorong agar penanganan bencana di Indonesia harus dipikirkan hingga ke masalah detil.

Hasto mengungkapkan pihaknya belajar itu dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang selalu mengingatkannya. Urusan penanganan bencana, menurut Hasto, Megawati Soekarnoputri lebih heboh dari Pemilu, sebab terkait keselamatan rakyat. Ia mencontohkan, bagaimana Megawati memberikan instruksi mendetil seketika mendengar bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) baru-baru ini.

Minggu dini hari 4 April lalu, badai atau siklon tropis Seroja terjadi membuat seluruh masyarakat Indonesia terkejut. Kala air meluap menerjang rumah warga hingga memakan korban meninggal dunia. Tidak lama dari kejadian itu pula, Hasto ingat betul instruksi Megawati kepadanya.

Hal itu diungkapkan Hasto saat menjadi moderator dalam Focus Group Discussion sekaligus launching Gerakan Budaya Siaga Bencana inisiasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di Jakarta, Jumat (23/4).

“Ibu detail instruksinya. Jangan lupa, untuk perempuan dan anak- anak. Harus lebih diperhatikan. Baik pakaian bersih yang memang khusus untuk perempuan dan anak, serta air bersih dan makanan yang dimasak,” kata Hasto.

Hasto melanjutkan, instruksi yang disampaikan Megawati juga mencakup permintaan agar seluruh kepala daerah asal PDIP ikut bergerak cepat. Semangat gotong royong tanpa membeda- bedakan, ditekankan betul oleh Megawati.

Saat itu, Megawati mengoordinasikan, supaya kepala daerah terutama di tingkat Gubernur, menyiapkan pusat komando di daerah. Tujuannya, dan selalu terus berulang disampaikan, agar kesadaran mengenai bencana harus menjadi perilaku masyarakat sehari – hari.

Tanggap darurat, reaksi cepat dan tepat, kata Hasto yang perlu disadarai oleh masyarakat terutama bagi kepala daerah mengingat posisi Indonesia berada di wilayah ring of fire atau cincin api.

“Agar mereka juga membantu adanya command center. Agar setiap informasi dari BMKG betul – betul dapat disebarluaskan dan membangun kesadaran. Bahwa kita hidup di wilayah bencana,” ujar Hasto.

Instruksi lainnya adalah agar kepala daerah di sekitar NTT, segera bergerak membantu. Gubernur Bali yang juga kader PDI Perjuangan, I Wayan Koster, diperintahkan segera mengirim bantuan dan membangun dapur umum. Tentu saja agar warga korban tak terjangkit diare karena memakan makanan yang tak dimasak.

PDI Perjuangan, kata Hasto, lewat sayap organisasi yang khusus di bidang kebencanaan, Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) langsung bergerak ke lokasi bencana.

Kata Hasto, PDI Perjuangan satu-satunya partai sebagai pelopor badan khusus untuk penanggulangan bencana. Baguna tidak bekerja sendiri. Tapi selalu bekerja sama dan mendapat pembekalan dari BMKG, BNPB dan Basarnas.

“Begitu besar perhatian Ibu Mega. Sehingga berpolitik itu diarahkan membangun peradaban, untuk mencintai lingkungan, untuk merawat seluruh kehidupan. Dan juga menyelamatkan rakyat itu sendiri. Itu lah hakikat sebenarnya dari politik, menjaga keselamatan bangsa dan negara,” ujar Hasto.

Hadir sejumlah pejabat tinggi negara di acara itu. Diantaranya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala Basarnas Marsda (TNI) Henri Alfiandi, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko, dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Secara virtual, hadir Mendagri Tito Karnavian, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan puluhan kepala daerah dari seluruh Indonesia. [CHA]