Soal Inovasi dan ICT, di ASEAN Indonesia Masih Kalah

Direktur Pendidikan Tinggi IPTEK dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Amich Alhumami., Ph.D/YUK

Koran Sulindo – Untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045 nanti posisi keunggulan Indonesia belum dapat diketahui pasti. Sementara Korea Selatan, Taiwan, dan Malaysia dianggap memiliki keunggulan dalam pengembangan Iptek untuk menopang pembangunan ekonomi.

Hal ini disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi IPTEK dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Amich Alhumami., Ph.D., pada seminar nasional bertajuk “Strategi Pembangunan Nasional dalam Mewujudkan Indonesia Emas” di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (15/3).

Amich mengungkapkan lebih lanjut, untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045 nanti Indonesia dihadapkan pada tantangan serius di bidang inovasi dan ICT (Information, Communication and Technology), yang belum mampu mengungguli kawasan ASEAN. Menurut Amich, ada tiga tantangan yang perlu dihadapi oleh Indonesia sendiri, di antaranya knowledge based economy yang semakin menguat, inovasi teknologi yang menjadi faktor kunci, serta pemanfaatan ITC yang menjadi sangat sentral. “Dalam hal ini negara-negara di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei, dan Vietnam, telah berhasil meraih pencapaian terkait hal tersebut,” ungkapnya.

Namun adanya bonus denografi yang puncaknya diperkirakan pada tahun 2035, lanjut Amich, bisa dimanfaatkan. “Bonus demografi yang dimiliki Indonesia ini memberi keuntungan jika dimanfaatkan. Oleh karenanya, kita harus memanfaatkan dengan memenuhi syarat tertentu yaitu pada produktivitas sumber daya yang sehat dan terdidik,” ujarnya.

Di sinilah, menurut Amich, perguruan tinggi mempunyai peran penting dan strategis dalam pengembangan daya saing. Dikatakan perguruan tinggi dapat melahirkan lulusan-lulusan berkualitas dengan pengetahuan luas, menguasai teknologi, serta memiliki kemahiran dan keterampilan teknikal. “Oleh karena itu, lembaga pendidikan tinggi berperan sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang bermutu, dan meningkatkan daya saing bangsa,” paparnya.

Dalam penilaian Amich, keunggulan suatu bangsa dilihat dari kemampuan menyediakan masyarakat yang produktif, dan memiliki pendidikan yang memadai. Nah, masyarakat yang berpendidikan akan lebih menguasai Iptek. Sementara Iptek menjadi salah satu penggerak globalisasi. [YUK]