Tiga belas pekerja dilaporkan tewas dalam ledakan di kawasan industri IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah. Ledakan terjadi pada hari Minggu (24/12) disebut menewaskan 5 pekerja asing asal Tiongkok dan 8 pekerja Indonesia.
Ledakan dan kebakaran juga menyebabkan 46 orang pekerja yang terluka, beberapa diantaranya dalam kondisi kritis dalam perawatan. Terdapat 29 korban luka yang kini dirujuk kr RSUD Morowali, 12 orang masih di klinik IMIP dan 5 orang dirawat jalan.
Kebakaran terjadi di tungku smelter nikel milik PT Indonesia Tsinghan Stainless Steel (ITSS) terjadi hari Minggu pagi 05.30 WITA. Menurut keterangan perusahaan, kronologi ledakan terjadi ketika sedang ada perbaikan tungku smelter 41.
Ketika perbaikan terdapat sisa slag atau terak besi yang mengalir keluar tungku dan menyambar barang-barang yang mudah terbakar. Akibatnya api membakar pekerja yang sedang berada dilokasi. Pihak perusahaan juga membantah adanya ledakan tabung oksigen di lokasi.
Menurut Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Agus Nugroho, ledakan dan kebakaran di kawasan PT IMIP terjadi pagi-pagi sekali. Ledakan yang terjadi sangat keras sehingga merusak bagian sisi bangunan.
Para korban dilaporkan mengalami luka bakar serius pada bagian wajah dan tubuhnya. Beberapa korban meninggal di lokasi saat ledakan dan dievakuasi dalam kantong jenazah oranye.
“Proses evakuasi korban sudah dilakukan. Pemadaman di lokasi sudah dilakukan tim Damkar perusahaan dan Damkar pemerintah daerah” kata Kapolda Sulteng Agus Nugroho Minggu, (24/12).
Kebakaran akibat ledakan di PT ITSS baru bisa diredakan sekitar tiga jam kemudian pada pukul 09.10 WITA.
Atas kejadian ini pihak PT IMIP mengaku akan bertanggung jawab atas jatuhnya korban. PT IMIP diwakili oleh Humasnya Dedy Kurniawan menyatakan akan menanggung seluruh biaya perawatan dan akan memberikan santunan uang duka kepada keluarga korban.
“Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan pasca kecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan satu jenazah korban kepada keluarga,” kata Dedy.
Kecelakaan berulang, perusahaan lalai?
Kejadian jatuhnya korban dalam kecelakaan kerja di morowali bukan [ertama kali terjadi. Pada bulan Januari 2023 ada dua orang tewas dalam kecelakan pada smelter nikel di kawasan PT IMIP.
Kemudian pada 27 April juga terjadi kecelakaan kerja yang menewaskan pekerja dumping di kawasan PT IMIP. Dua pekerja tewas adalah Arif dan Masriadi.
Kemudian pada bulan Juni, kebakaran di pabrik yang sama juga menewaskan satu orang pekerja sedang 5 lainnya terluka.
Kepala Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulteng, Aulia Hakim, menyebut ada berbagai faktor yang menyebabkan berulangnya kecelakaan kerja di kawasan tersebut.
“Kecelakaan kerja diakibatkan karena penyediaan APD atau alat keselamatan kerja yang tidak pernah dipatuhi perusahaan. Ditambah peraturan jam kerja semena-mena, rotasi kerja yang kacau, juga peralatan yang dioperasikan tidak terkontrol merupakan pemicu kecelakaan,” jelas Aulia dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) H. Rusdy Mastura meminta perusahaan kooperatif dengan tim investigasi kecelakaan kerja yang diturunkan ke lokasi untuk mencari tahu penyebab ledakan.
“Semoga kejadian tidak berulang dan tolong pastikan hak-hak karyawan terpenuhi,” ujar Rusdy. [PTM]