Koran Sulindo – Pentolan grup band Slank Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim mengajak generasi milenal mengenal bahwa Pancasila bukanlah barang usang.

Sayangnya menurut Bimbim, meski ideologi itu tak bakalan lekang ditelan zaman namun makna yang terkandung pada Pancasila belum semuanya dimengerti anak bangsa.

“Ironis, Pancasila sebagai ideologi negara tak dijadikan jalan hidup,” kata penabuh drum kelompok itu.

Ia menyayangkan bahwa ada kelompok yang mengakui ideologi Pancasila namun pada praktiknya masih menyukai cara-cara kekerasan dan tidak terbuka dengan agama lain.

Slank, kata Bimbim merasa terpanggil untuk kembali menebarkan perdamaian melalui lagu-lagunya, menyusul peristiwa teror bom di Surabaya beberapa waktu lalu.

“Ayo kita bangkitkan semangat kebersamaan, perdamaian untuk persatuan,” pinta Bimbim.

Slank hari ini dijadwalkan manggung di Lapangan Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka tampil di Yogyakarta dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila.

“Pancasila itu cool dan keren,” kata Bimbim dalam acara buka bersama dengan Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Kamis (31/5).

Menurut Bimbim, obrolan bersama Sultan berlangsung santai dan mengalir. Seusai berbuka puasa mereka juga dipersilakan shalat Magrib di masjid pribadi keluarga Keraton.

“Tadi dapat ilmu banyak sih, beliau seneng ngobrol ya,” kata Bimbim usai buka bersama itu.

Ia menyebut, pertemuan dengan Sultan bukan sekadar buka bersama namun sekaligus mendapatkan banyak wawasan dari Gubernur DI Yogyakarta mengenai banyak hal, khususnya terkait persoalan kebangsaan.

“Ngomongin bangsa, negara, Indonesia. Ngomongin masa depan,” kata Bimbim.

Ada satu pesan dari Sultan yang menurut Bimbim paling penting diingat. Sultan, menurut Bimbim, berpesan kepada mereka agar tidak terburu-buru bereaksi dalam menyikapi berbagai hal.

“Tadi dapat satu, jangan semua dijawab, kadang kala kita harus diam karena kalau diladeni semua malah enggak menyelesaikan masalah, itu salah satu yang nyangkut,” kata dia. [CHA/TGU]